Cara berkomunikasi dengan konsumen tidak jarang menjadi kunci penting bagi bisnis kuliner untuk bisa berhasil. Pola konsumsi media sosial masyarakat saat ini bisa menjadi jembatan penting bagi brand kuliner untuk mengembangkan usahanya.
Melalui Webinar Kembangkan Bisnis Kulinermu Vol. 2 bertema 'Cerdas Promosi Tanpa Bikin Cuan Jadi Tipis', Kraft Heinz Food Service Institute bersama detikcom ingin memberikan inspirasi bagi foodpreneurs untuk menumbuhkembangkan bisnis kuliner mereka secara berkelanjutan.
"KraftHeinz memiliki mimpi untuk menjadi partner pilihan foodpreneurs, dengan produk berkualitas, dalam mengembangkan menu, bisnis dan usahanya," ujar Head of Kraft Heinz Food Service Indonesia, Joanna Sudharta saat membuka Webinar Kembangkan Bisnis Kulinermu Vol. 2, Kamis (21/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Founder Start Your Content Academy, Victoria Wong, menilai di masa sekarang, foodpreneurs harus fokus terhadap content marketing untuk dapat naik kelas. Hal ini dikarenakan sumber utama masyarakat untuk mencari tahu perihal produk adalah melalui media sosial.
"Konten itu sekarang ibaratnya sudah seperti jembatan. Kalau misalnya kita tidak bisa mengkomunikasikan apa value produk kita lewat konten, maka tidak ada yang bakal paham, atau bahkan ngepoin produk kita," ujarnya dalam Webinar bertemakan 'Cerdas Promosi Tanpa Bikin Cuan Jadi Tipis'.
Menurut Victoria, content marketing adalah pendekatan dengan membuat, serta menyebarkan konten, dengan tujuan utama menarik pembeli. Belajar dari pengalamannya selama ini, dia pun memberikan beberapa tips yang dapat diaplikasikan oleh foodpreneurs untuk menarik konsumen.
1. Kenali Niche/Segmen Market
Niche atau segmen market spesifik artinya menargetkan orang-orang atau pelanggan yang memiliki masalah spesifik dan mencari solusi atas masalahnya. selama ini, tidak jarang Victoria menemukan masih banyak orang yang lebih memilih menargetkan pasar secara luas dibandingkan menentukan segmen market yang spesifik.
"Itu adalah pemikiran yang salah, karena justru saat kita berusaha menargetkan semua orang, kita tidak menargetkan satu orang pun. Ibaratnya kayak nulis surat tapi tidak tahu mau kirim ke siapa," papar dia.
Saat menentukan segmen pasar secara spesifik, lanjutnya, pebisnis dapat membuat konten dengan pesan yang lebih tersampaikan karena memahami masalah pembeli dan lebih mudah memahami apa yang dibutuhkan oleh pasar.
2. Kenali Pengalaman Pembeli
Victoria membagi pengalaman pembeli menjadi beberapa tahap, yakni unaware, aware, solution, dan action. Menurutnya, untuk mencapai ini pemilik usaha harus terlebih dahulu mencari tahu audiens sudah mencapai pada tahap mana sehingga bisa membuat konten yang tepat untuk mereka.
"Pentingnya kita pahami tahapan ini karena kita harus tahu kira-kira target market kita tuh ada dalam tahapan mana sampai akhirnya mereka percaya sama kita," imbuhnya.
3. Variasikan Konten
Pada tahapan ini, Victoria membagi jenis konten dengan konsep IDEAS, yakni Inspire, Discussion, Educate Entertain, Attachment, dan Selling. Eksperimen dan pengetesan konten sangat diperlukan agar menemukan jenis konten yang paling cocok dengan akun si pemilik brand.
4. Penyusunan Konten Menarik
Victoria menyebut beberapa aspek penting dalam menyusun sebuah konten agar menarik, di antaranya headline, interest, dan call to action.
"Dalam membuat headline, saran dari aku yang pertama 3 detik pertama itu harus menarik. Lalu yang kedua tambahkan teks dan hindari pembuatan headline generalis atau headline yang terlalu umum," kata Victoria.
Interest atau jembatan bertujuan untuk membuat audiens semakin penasaran hingga menyaksikan konten hingga akhir. Sedangkan call to action atau ajakan adalah interaksi melalui kalimat untuk mengajak audiens melakukan sesuatu setelah melihat konten.
5. Kenali Karakter Platform Market
Dalam pengamatan Victoria, saat ini ada dua media sosial dengan engagement video tertinggi, yakni TikTok dan Instagram Reels. Jika foodpreneurs ingin aktivitas komunikasi di salah satu media sosial tersebut maksimal, tentunya harus mengenali keunggulan masing-masing media sosial serta mempelajari perbedaan algoritma yang ada.
Selain kelima cara tersebut, Victoria juga memberikan opsi untuk memasarkan produk melalui jalur endorsement. Namun, ia menyarankan agar para pelaku bisnis memastikan akun atau pengikut influencer sesuai dengan target pasar mereka.
"Saran dari aku perhatikan kontennya kamu apakah sudah menarik atau sudah dibenahi. Karena gini banyak banget yang suka endorse tapi pas di-kepoin sama orang-orang gitu, ya ternyata belum siap (profil dan konten)nya," kilah Victoria.
Turut hadir dalam kegiatan webinar ini, di antaranya Founder & Managing Director of META Creative Kevin Christabel, Co-Founder Kopi Soe, Menantea, Ahjoosie, Kumaw & Bonsoe Sylvia Surya, dan Ultra Revenue Officer Ultra Indonesia Bonnie Susilo.
Tidak hanya pemaparan materi dari narasumber, webinar ini juga mengadakan kuis interaktif bersama para peserta dengan nilai hadiah sebesar Rp 200.000. Di samping itu, ada pula cooking class dari Chef Taufik yang membuat menu inspirasi jualan, yakni ricebowl beef bulgogi gochujang dan minuman peach hazelnut.
(rir)