Studi: DNA Virus Cacar Monyet Terdeteksi di Air Liur

CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2022 19:19 WIB
Sebuah studi menunjukkan bahwa DNA virus cacar monyet terdeteksi dalam air liur pasien.
Sebuah studi menunjukkan bahwa DNA virus cacar monyet terdeteksi dalam air liur pasien. (REUTERS/DADO RUVIC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wabah cacar monyet telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Dalam enam bulan terakhir, lebih dari 9000 kasus cacar monyet telah dilaporkan di seluruh dunia, di negara-negara yang di mana penyakit ini tidak endemik.

Namun nyatanya DNA Virus cacar monyet ini justru terdeteksi di air liur.

Sebuah studi dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh peneliti IS Global Mikel Martinez menyelidiki keberadaan materi genetik virus dalam sampel biologis yang berbeda, yang dikumpulkan pada waktu yang berbeda, dari 12 pasien dengan infeksi cacar monyet yang dikonfirmasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sewaktu diagnosis, viral load atau ukuran dari beratnya infeksi virus DNA yang tinggi terdeteksi pada lesi kulit seluruh pasien. Selain itu, DNA virus terdeteksi dalam air liur semua kasus cacar monyet. Beberapa di antaranya memiliki viral load yang tinggi.

Hanya satu penelitian sebelumnya yang menguji air liur, pada satu pasien. DNA virus juga terdeteksi pada sampel rektal (11 dari 12 pasien), nasofaring (10 dari 12 pasien), semen (7 dari 9 pasien), urine (9 dari 12 pasien), dan feses (8 dari 12 pasien).

"Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya DNA virus sesekali dalam beberapa sampel dan pada beberapa pasien. Tetapi disini kami menunjukkan bahwa DNA virus sering terlihat dalam berbagai cairan biologis, terutama air liur, selama fase akut penyakit, dan seterusnya hingga 16 hari setelah timbulnya gejala pada satu pasien,"ungkap Aida Peiro, penulis pertama studi tersebut, melansirScience Daily.

Para penulis studi menunjukkan bahwa keberadaan DNA virus tidak selalu berarti virus tersebut menular. Menurut mereka, langkah selanjutnya adalah mencoba mengisolasi virus menular dari sampel tersebut. Namun, mereka juga menambahkan viral load tinggi yang terdeteksi dalam air liur atau air mani menunjukkan bahwa cairan tersebut memiliki potensi menular.

Martinez menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dinamika penularan virus, serta kemungkinan peran penularan seksual.



Kasus awal terdeteksi di Inggris, Portugal dan Spanyol. Pada kenyataannya, kasus ini kebanyakan menjangkiti pria yang berhubungan sesama jenis meski ada juga perempuan yang terjangkit penyakit ini. 

Namun, penyakit ini telah menyebar ke banyak negara lain dan timbul kekhawatiran bahwa penyakit itu dapat menyebar ke populasi yang rentan, seperti orang dengan gangguan kekebalan tubuh.

Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi atau melalui permukaan yang terkontaminasi. Namun, sedikit yang diketahui tentang kemungkinan adanya virus dalam sampel biologis lainnya, seperti air liur, urine, atau air mani.

Hanya saja, dengan tambahan informasi soal pasien yang didominasi pria yang berhubungan seks sesama jenis maka banyak spekulasi soal penyebaran melalui hubungan seksual. 

Anggapan tersebut dibantah, kemungkinan penyebarannya lebih disebabkan oleh kontak langsung selama hubungan seksual. 

Gif banner Allo BankFoto: Dok. Allo Bank
(del/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER