Booster atau pemberian dosis lanjutan vaksin Covid-19 untuk anak usia 16-18 tahun kini telah diizinkan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19) yang diproduksi Pfizer-Biontech (Comirnaty) untuk digunakan pada anak usia 16-18 tahun tersebut.
Dosis booster Pfizer yang disetujui untuk diberikan pada anak usia 16-18 tahun ini sebanyak 1 dosis atau 0.3 mL. Pemberian sekurang-kurangnya dilakukan enam bulan setelah dosis kedua vaksinasi primer menggunakan vaksin homolog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya booster atau dosis lanjutan vaksinasi Covid-19 hanya diberikan pada usia 18 tahun ke atas.
"Vaksin Comirnaty merupakan vaksin Covid-19 dengan platform mRNA yang dikembangkan oleh Pfizer-Biontech. Vaksin Comirnaty merupakan satu dari 13 vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan persetujuan EUA di Indonesia." kata Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito dalam keterangan tertulis.
Bagaimana dengan efek samping vaksin tersebut pada anak usia 16-18 tahun?
Dari hasil studi klinik, tidak ada efek samping yang berarti saat vaksin tersebut digunakan untuk booster pada anak usia 16-18 tahun. Jika memang ditemukan efek samping, rata-rata keluhan pun sedang. Keluhan tersebut mencakup :
- Reaksi lokal pada tempat penyuntikan
- Gangguan jaringan sendi dan otot
- Sakit kepala
- Lymphadenophathy/pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening
- Gangguan saluran cerna
"Hasil tersebut konsisten dengan laporan kejadian sampingan setelah pemberian 2 dosis primer vaksin Comirnaty," kata Penny.
Lagi pula kata Penny, efek samping yang dialami anak-anak ini sebanding dengan efikasi booster yang mencapai 95,6 persen dalam mencegah penularan Covid-19. Bukan hanya itu, efektivitas booster vaksin Comirnaty ini juga cukup besar dalam menurunkan jumlah hospitalisasi yakni sebesar 93 persen.
"Kemudian juga vaksin ini memiliki kemampuan 92 persen dalam menurunkan risiko Covid-19 berat dan 81 persen dalam menurunkan kematian karena Covid-19," kata Penny.