Indonesia menjadi negara pertama yang memberikan izin edar vaksin demam berdarah (DBD) untuk usia 6-45 tahun. Hal ini disampaikan oleh perusahaan farmasi asal Jepang, Takeda, sebagai produsen vaksin.
"Indonesia adalah negara pertama secara global yang menyetujui TAK-003 untuk pencegahan dengue pada individu usia 6-45 tahun," tulis Takeda, dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (24/8).
Vaksin ini disetujui berdasarkan hasil uji penelitian fase 3 yang melibatkan lebih dari 20 ribu anak dan remaja sehat berusia 4-16 tahun yang tinggal di daerah endemik DBD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelitian, vaksin terbukti memberikan perlindungan menyeluruh berkelanjutan terhadap penyakit DBD hingga tiga tahun setelah pemberian vaksin.
"Kalau dari BPOM, [vaksin DBD Takeda] memang sudah mendapatkan izin edar," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K Lukito, Jumat (26/8), kepada wartawan di Jakarta.
Menurut Penny, BPOM akan selalu memberikan respons cepat setiap kali ada indikasi vaksin yang sudah terbit dari luar. Khususnya, untuk vaksin yang terkait dengan penyakit-penyakit wabah seperti DBD.
"Namun, kemudian untuk penggunaan dan pengadaannya ada di Kementerian Kesehatan. Untuk vaksin dengue ini sudah keluar izinnya, tinggal pengadaannya saja," lanjutnya.
Head Asia Pacific Area dari Takeda Mahender Nayak mengungkapkan bahwa persetujuan vaksin ini menandakan era baru dalam penangganan DBD. Tonggak sejarah ini dianggap penting karena Indonesia telah lama dihinggapi wabah DBD yang angkanya terus meningkat dari waktu ke waktu.
"Data klinis kami yang luas menunjukkan bahwa vaksin dengue kami memberikan perlindungan bagi anak-anak dan orang dewasa terhadap keempat serotipe dengue, mencegah penyakit serius dan rawat inap bagi mereka yang tinggal di Indonesia," kata Nayak.
![]() |
Sebelumnya, Indonesia sendiri telah menggunakan vaksin DBD bernama Dengvaxia yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur. Namun, mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin ini hanya memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun. Sedangkan jika diberikan pada usia di bawah sembilan tahun, vaksin akan meningkatkan risiko rawat inap karena infeksi dengue.
Padahal, lanjut IDAI, kasus DBD di Indonesia lebih banyak menyerang anak usia di bawah sembilan tahun.
Dengue sendiri merupakan virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan menyebabkan penyakit DBD. DBD sendiri menjadi ancaman kesehatan global karena memiliki prevalensi yang tinggi di lebih dari 100 negara di dunia.
Pada paruh pertama tahun 2022 saja, Indonesia melaporkan lebih dari 63 ribu kasus DBD dengan hampir 600 kematian yang tersebar di 34 provinsi.
Indonesia merupakan negara endemis DBD dengan peningkatan kasus yang biasanya terjadi pada awal musim penghujan.
Catatan Redaksi: Terdapat perubahan judul dan juga kesalahan penulisan rentang usia penerima vaksin dengue. Sebelumnya tertulis 3-45 tahun, seharusnya 6-45 tahun. Dengan ini kesalahan sudah diperbaiki.
(del/asr)