HIV/AIDS masih menjadi salah satu isu kesehatan utama di dunia.
Tak cuma pada orang dewasa, HIV/AIDS juga bisa terjadi pada kelompok anak. Apa saja gejala HIV pada anak?
Anak yang positif terinfeksi HIV biasanya tertular dari orang tua. Virus ditularkan saat proses persalinan dari ibu ke bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Medical News Today, paparan virus dapat terjadi sejak dalam rahim, proses persalinan, atau menyusui.
Pengobatan HIV pada anak umumnya sama seperti orang dewasa, yakni dengan pemberian terapi antiretroviral.
Namun, bayi dengan infeksi HIV parah memiliki risiko kematian dalam beberapa bulan pertama.
HIV sendiri merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
![]() |
Ada beberapa gejala HIV pada anak yang penting untuk diketahui. Mulai dari yang bersifat ringan hingga parah.
Mengutip Healthline, bayi mungkin tidak memiliki gejala yang jelas pada awalnya. Saat sistem kekebalan melemah, bayi yang terkena HIV mungkin mulai memperhatikan beberapa tanda berikut:
- kekurangan energi;
- gangguan tumbuh kembang;
- demam terus-menerus dan berkeringat,
sering diare;
- pembesaran kelenjar getah bening;
- infeksi berulang atau berkepanjangan;
- penurunan berat badan.
Gejala HIV bervariasi dari masing anak-anak dan remaja. Anak-anak dan remaja mungkin memiliki gejala seperti berikut:
- ruam kulit;
- sariawan mulut;
- infeksi jamur vagina yang sering;
- pembesaran hati atau limpa;
- infeksi paru-paru;
- masalah ginjal;
- masalah memori dan konsentrasi, dan
tumor jinak atau ganas.