Banyak yang beranggapan bahwa kutu rambut bisa menular. Kutu adalah serangga tak bersayap yang menghabiskan seluruh hidup mereka di kulit kepala manusia, memakan darah dan bertelur.
Jangan salah, tak semua mitos soal kutu bisa dipercaya.
Berikut adalah beberapa mitos yang paling umum tentang kutu yang telah terbukti salah, mengutip Insider.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda pasti sering dengar soal rambut jorok jarang keramas bisa kutuan. Sebenarya, kebersihan kepala tidak ada hubungannya dengan kemungkinan terkena kutu rambut. Hampir semua orang bisa terkena kutu rambut.
Namun, kebersihan dapat berperan dalam peluang seseorang terkena kutu jenis lain, seperti kutu tubuh. Jadi, tetap jaga kebersihan tubuh dan seringlah mandi.
Kutu rambut tidak bisa melompat, terbang, atau melompat dari kepala ke kepala.
Orang hanya dapat terpapar kutu rambut dari kontak langsung kepala-ke-kepala atau dengan menggunakan alat rambut atau topi tepat setelah orang yang terkena.
Kutu adalah hewan perayap, yang berarti tidak perlu waspada berdiri di dekat seseorang yang terkena.
Mencuci rambut Anda dengan sampo biasa tidak akan membantu memerangi kutu-kutu di rambut. Kutu besar menempel pada folikel rambut sementara telur kutu sangat lengket dan melekat pada rambut. Kutu tidak terlalu peduli dengan seberapa banyak sampo dan produk yang digunakan pada rambut.
Seberapa panjang rambut tidak mempengaruhi potensi kutu dapat bersarang pada rambut. Kutu memakan darah kulit kepala dan tidak terganggu oleh seberapa banyak rambut yang dimiliki atau tidak miliki.
Lihat Juga : |
Kutu rambut membutuhkan darah secara teratur sebagai asupan makanannya. Jika kutu tidak mendapatkan asupan darah selama 48 jam, maka dia tidak akan bertahan hidup dan akan segera mati.
Faktanya, orang yang terkena kutu rambut mungkin tidak memiliki tanda atau gejala terpapar kutu rambut selama empat hingga enam minggu. Hal ini berarti orang yang terkena kutu rambut mungkin tidak akan merasa gatal selama satu bulan atau lebih setelah kutu rambut itu berada di kepalanya.
Kutu rambut dikatakan tidak bisa menular dari hewan peliharaan ke manusia. Kutu yang menyerang hewan peliharaan dan manusia memiliki jenis yang berbeda. Manusia pun tidak bisa menularkan kutu kepada hewan.
Dokter kulit anak Seth Orlow mengatakan bahwa kutu rambut tidak berbahaya sama sekali. Kutu tidak dapat membawa penyakit dan tidak menunjukkan bahwa orang yang terpapar adalah orang yang kurang bersih.
Kutu rambut sebenarnya tidak begitu menular. Departemen Kesehatan North Dakota menunjukkan bahwa sebenarnya orang jauh lebih sulit untuk terjangkit kutu daripada terkena pilek, flu, atau mata merah.
Kecuali, orang tersebut memiliki kebiasaan menggosok rambutnya di sekitar orang banyak.
Demikianlah mitos kutu rambut yang sebaiknya tak dipercaya lagi.
(del/chs)