Salah satu tantangan paling besar bagi orang tua adalah bayi yang susah tidur di malam hari dan tak henti menangis.
Bayi seringkali berhasil ditidurkan ketika berada dalam dekapan ibunya. Namun momen itu tak berlangsung lama, dan mulai terisak lagi tanpa diketahui alasannya oleh sang orang tua.
Sebuah penelitian Dr. Jennifer Shu mengungkap bahwa respons dari gerakan tertentu justru dapat menenangkan bayi yang membutuhkan waktu istirahat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dokter spesialis anak asal Atlanta itu, bayi akan merespons gendongan ibu yang membawa bayi berjalan selama beberapa waktu.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Current Biology, Selasa (13/9) lalu, dan menyajikan data bahwa 46 persen bayi akan berhenti menangis dan tertidur ketika merespons gendongan ibu.
Selain itu, studi ini juga menemukan fakta bahwa sebanyak 18 persen bayi juga tertidur dalam beberapa menit setelahnya.
"Menggendong dan mengayunkan bayi sepenuhnya untuk tidur akan menciptakan sebuah rutinitas sehingga bayi akan belajar untuk berharap," tulis Dr. Shu dalam American Academy of Pediatrics seperti dilansir melalui CNN, Selasa (13/9).
"Ketika bayi terbangun di tengah malam dan masih dalam tahap tidur yang ringan, mereka mungkin saja akan memerlukan rutinitas itu untuk dilakukan lagi," lanjutnya.
Selain itu, studi milik Dr. Shu juga merekomendasikan para orang tua dengan bayi berusia empat bulan ke atas agar baru menidurkan anaknya ketika sudah sepenuhnya mengantuk, daripada harus menunggu mereka tertidur sepenuhnya.
Untuk bayi berusia di atas tiga bulan, Shu merekomendasikan para orang tua untuk tidak terburu-buru menenangkan bayi ketika terbangun. Menurut penelitiannya, bayi memerlukan waktu untuk menggeliat, merajuk, hingga kelelahan dan tertidur kembali, sama seperti manusia dewasa.
Yang paling utama, AAP juga mengimbau para orang tua agar selalu mengikuti panduan tidur yang aman yakni: tidurkan bayi di siang dan malam hari, di ranjang bayi tanpa halangan, bantal, mainan lunak, dan selimut.