Super Yacht Canggih Bisa Menyelam, Harganya Rp378 Miliar

Yacht biasanya digunakan para pelancong untuk menyusuri lautan sambil menikmati pemandangan sekitar. Tapi, apa jadinya bila yacht juga punya teknologi bisa menyelam.

Perusahaan kapal Belanda, U-Boat Worx, merilis yacht bernama Nautilus, kapal pesiar yang bisa menyelam sampai kedalaman 200 meter. Superyacht ini didesain bukan hanya untuk mengapung di lautan.

Seperti di Metro, untuk yang berminat untuk membeli yacht ini, perlu pre-order (PO) lebih dulu. Tak tanggung-tanggung, pembeli mesti menunggu selama 30 bulan.

Harga superyacht ini pun terbilang fantastis yakni mulai dari 22 juta poundsterling atau sekitar Rp378 miliar. Meski bisa menyelam, yacht ini masih berfungsi sebagai kapal yang dipakai untuk berjemur.

Bahkan kapal mewah ini juga dilengkapi kolam renang, bar, sampai ruang makan yang mewah. Tapi, jika kamu menekan tombol 'al fresco', yacht ini bakal berubah menjadi kapal selam.

Superyacht ini punya tenaga diesel-listrik dengan kecepatan jelajah permukaan 9 knot dan kecepatan bawah air 4 knot. Nautilus punya berat 1.250 ton dengan panjang 37,5 meter.

Dalam event Monaco Yacht Show, superyacht ini diperkenalkan dan memperoleh antusiasme tinggi. Yang bikin menakjubkan adalah adalah terdapat sepuluh jendela selebar empat meter yang dapat dipakai menikmati pemandangan bawah laut.

Bukan hanya kolam renang dan bar, yacht ini punya lounge, empat kabin tam mewah, kamar tidur utama luas, dapur dengan peralatan lengkap, dan ruang enam awak.

Superyacht ini sendiri diketahui terinspirasi dari sebuah buku klasik tahun 1870 berjudul '20,000 Leagues Under the Sea' karya Jules Verne, di mana ada kapal selam fiksi yang dimiliki Kapten Nemo.

Pendiri U-Boat Worx, Bert Houtman, mengatakan, sekarang orang-orang mesti mempertimbangkan untuk membeli kapal pesiar, apakah kapal pilihan mereka juga bisa menyelam sampai kedalaman 200 meter.

"Jika bosan di laut, Anda cukup menyelam dan melanjutkan perjalanan dengan nyaman. Dengan Nautilus, pasar kapal pesiar tidak akan pernah sama lagi," ujar Bert Houtman, seperti dilansir Metro.