141 Anak Meninggal, Kasus Akibat Gagal Ginjal Indonesia Lampaui Gambia

CNN Indonesia
Senin, 24 Okt 2022 19:15 WIB
Fatality rate akibat gagal ginjal di Indonesia tinggi, yakni angka kematian yang mencapai 141 anak meninggal atau 57,6 persen dari total kasus.
Ilustrasi gagal ginjal akut. (Foto: iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut di Indonesia sudah mencapai 141 kasus. Angka ini lebih tinggi dari angka kematian di Gambia yakni 70 kasus.

"Per hari ini kasus total 245 kasus di 26 provinsi. Sebanyak 8 provinsi berkontribusi terhadap 85 persen kasus yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara. Fatality rate, meninggal persentasenya tinggi 141 kasus atau 57,6 persen," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10).

Sejauh ini simpulan Kementerian Kesehatan terkait penyebab gagal ginjal adalah zat kimia yakni etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE). Ketiganya merupakan cemaran dari zat pelarut dalam proses pembuatan obat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini dikonfirmasi atas temuan 7 dari 10 anak darah dan urinenya mengandung zat kimia tersebut. Kemudian sebanyak 70 persen pasien mengalami gagal ginjal akibat zat kimia.

"Kami simpulkan penyebabnya obat [mengandung zat] kimia yang merupakan cemaran dari pelarut ini," katanya.

Sementara itu, Kemenkes juga sudah berdiskusi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) terkait solusi untuk anak yang memang memerlukan obat sirop untuk penyakit kritis.

Anak yang harus mengonsumsi obat sirop demi keselamatan anak, obat sirop akan diperbolehkan tetapi dengan resep dan pengawasan dokter.

Untuk pasien gagal ginjal akut, pemerintah sedang mendatangkan antidotum berupa Fomepizole. Tim Kemenkes sudah mencoba antidotum ini pada beberapa pasien dan ternyata pasien menunjukkan kondisi stabil dan ada pula yang mengalami perbaikan. Budi menyebut Singapura mengirimkan sebanyak 20 vial dan sebanyak 16 vial dari Australia.

"Kami [juga] beli dari AS. [Saat ini] dalam proses juga dari Jepang, mereka stok dua ribuan," imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala BPOM Penny K. Lukito, mengatakan, pihaknya sudah memegang dua nama industri farmasi yang akan dibawa ke meja hijau.

"Penting juga kami mendapatkan dua industri farmasi yang akan kami tindak lanjuti pidana," kata Penny dalam kesempatan serupa.

(els/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER