Penumpang penerbangan dari sejumlah negara diketahui memiliki kebiasaan bertepuk tangan ketika pesawat mendarat. Perilaku tersebut diketahui sebagai cara untuk berterima kasih kepada pilot dan kru pesawat telah berhasil melakukan pekerjaannya dengan baik.
Rupanya, meski dianggap hal biasa dan sepele, perilaku tersebut sangatlah membuat para pramugari jengkel. Padahal para penumpang yang tepuk tangan hanya menunjukkan rasa bahagianya lantaran pesawat berhasil mendarat.
Para pramugari mengaku tidak memahami perilaku tersebut dan dianggap sangat menjengkelkan. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, dua pramugari memberikan pendapat mereka tentang perilaku bertepuk tangan penumpang yang mereka sering temui di dalam pesawat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira orang-orang terkejut [ketika] pesawat mendarat, saya tidak yakin? Kebanyakan pesawat memang mendarat," ucap Allie Malis, seorang anggota awak kabin asal AS, sebagaimana dikutip dari The Sun.
"Secara pribadi, saya pikir itu agak norak. Saya pikir banyak pramugari setuju dengan saya tentang hal tersebut," lanjutnya.
Seorang pramugari dari penerbangan Inggris, Kris Major, mengatakan, orang Italia-lah yang selalu bertepuk tangan setiap mendarat. Terutama setelah penerbangan mengalami turbulensi yang buruk di atas langit.
"Anda mengerti itu, orang-orang lega sampai di sana karena mereka tidak benar-benar memahami turbulensi," kata Major.
Pasalnya, terdapat alasan psikologis mengapa beberapa orang merasa harus bertepuk tangan saat pesawat mendarat. Menurut ahli bahasa tubuh Judi James, beberapa orang tidak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan.
"Pada dasarnya, ini adalah momen bertahan hidup bersama, karena bagi beberapa orang termasuk yang sudah berpengalaman, momen pendaratan adalah yang paling berbahaya," jelas James.
James mengatakan, momen pendaratan bisa jadi sangat dramatis karena penumpang merasakan roda memantul. Pada saat itu, orang tidak menyadari bahwa mereka tegang bahkan sampai menahan napas.
"Tapi kemudian kita malu dengan ketakutan kita sendiri dan itu membuat kita kembali memegang kendali jika kita membuat banyak keributan bersama. Itu tidak membuat kita terlihat seperti pengecut yang seperti kita rasakan," jelasnya lebih lanjut.
Untungnya bagi pramugari, penumpang yang bertepuk tangan menjadi lebih jarang dari masa ke masa. Hal ini dikarenakan orang merasa semakin aman selama penerbangan.
Momen tepuk tangan ini pada dasarnya memang lebih populer di tahun 1980-1990-an. Tetapi belakangan sudah sangat jarang ditemukan. Dari pengamatan James, masyarakat saat ini merasa penerbangan semakin aman sehingga tak perlu lagi bertepuk tangan.
(del/wiw)