Natal menjadi hari yang istimewa bagi umat Nasrani. Di momen ini, keluarga akan berkumpul, bertukar kado, dan menyantap berbagai sajian istimewa.
Ada ragam tradisi Natal yang dirayakan masyarakat. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia.
Menghias pohon Natal barang kali menjadi salah satu tradisi yang paling populer. Biasanya, sejak awal Desember umat Nasrani akan mulai beramai-ramai menghias pohon Natal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun di luar itu, ada banyak tradisi Natal lainnya yang tak kalah menarik.
Lebih dari 160 negara merayakan liburan Natal dalam berbagai tradisi yang unik. Sementara beberapa tradisi bersifat religius dan formal, tapi beberapa lainnya justru termasuk unik.
Saling memberi hadiah jadi salah satu tradisi Natal yang ditunggu-tunggu, utamanya oleh anak-anak.
Mengutip Minted, hadiah biasanya diletakkan di bawah pohon Natal atau di dalam stoking dengan pola meriah. Waktu dan tempat penukaran hadiah bervariasi, bergantung di mana Anda tinggal.
Menghias pohon Natal adalah salah satu ragam tradisi Natal tertua. Tradisi ini bahkan disebut dimulai sejak abad ke-15.
Menghias pohon Natal memiliki arti sendiri. Tidak sedikit keluarga yang menggantung hiasan khusus yang memiliki makna bagi mereka.
![]() |
Natal juga biasanya akan disemarakkan dengan kehadiran gingerbread house atau kue jahe yang berbentuk menyerupai rumah.
Konon, tradisi ini dimulai dari Jerman. Mengutip History, setelah duet Brothers Grimm, Jacob dan Wilhelm, menuliskan kisah Hansel and Gretel, kue jahe ini pun menjadi tradisi.
Menurut buku Ugly Christmas Sweater Party Book, sweater ini menjadi tren yang semarak dalam pesta-pesta di Vancouver, Kanada pada 2001. Tren tersebut tampaknya tetap eksis hingga saat ini.
Tiga warna ini menjadi warna yang identik dengan Natal. Menukil laman Homes and Gardens, warna-warna ini berakar pada agama.
Merah menyiratkan darah Kristus, emas adalah salah satu hadiah dari Tiga Raja, sedangkan hijau adalah simbol kehidupan abadi.
Legenda mengatakan bahwa Santo Nikolas, sang pelindung anak, ingin membantu keluarga miskin yang memiliki tiga anak perempuan.
Untuk bersedekah tanpa melukai harga diri mereka yang dibantu, Santo Nikolas melemparkan koin emas ke cerobong asap pada malam Natal. Konon, koin-koin itu jatuh ke kaus kaki yang digantung di perapian untuk dikeringkan.
Saat ini, banyak orang menaruh jeruk di kaus kaki Natal sebagai perlambang koin emas.
Mistletoe merupakan tanaman semi-parasit selayaknya benalu. Tanaman ini dipuja oleh Druid, kasta pendeta bangsa Celtic kuno karena kemampuannya untuk bertahan hidup.
Orang Skandinavia mengasosiasikan mistletoe dengan dewi cinta. Sementara orang Romawi melihatnya sebagai simbol perdamaian.
Keduanya mungkin mengarah pada keyakinan bahwa ciuman di bawahnya akan memberikan keberuntungan di tahun yang baru. Seorang gadis bahkan dipercaya akan segera menikah jika berciuman di bawah mistletoe.
Namun, terlepas dari itu semua, mistletoe sebenarnya merupakan buah beri beracun yang harus dijauhkan dari anak-anak.
Itulah ragam tradisi Natal yang hingga saat ini masih kerap dilakukan. Selamat menyambut Natal!