Mengenal Gangguan Hormon yang Hambat Pertumbuhan Messi

CNN Indonesia
Senin, 19 Des 2022 17:02 WIB
Sebagai salah satu pesepakbola terbaik di dunia, tak banyak yang tahu jika Lionel Messi mengidap kelainan langka yang hampir merenggut kariernya.
Ilustrasi. Sebagai salah satu pesepakbola terbaik di dunia, tak banyak yang tahu jika Lionel Messi mengidap kelainan langka yang hampir merenggut kariernya. (REUTERS/KAI PFAFFENBACH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lionel Messi sukses mengantarkan Timnas Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022. Sebagai salah satu pesepakbola terbaik di dunia, tak banyak yang mengetahui jika Messi mengidap kelainan langka yang hampir merenggut kariernya.

Ketika Messi berusia 11 tahun, ia didiagnosis menderita growth hormone deficiency (GHD). Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya jumlah hormon pertumbuhan dalam tubuh yang mengganggu perkembangan penderitanya.

Kondisi ini membuat pemain legendaris tersebut harus menjalani terapi suntik hormon pertumbuhan di kakinya setiap malam. Pasalnya, kondisi itulah yang membuat tubuhnya jauh lebih kecil dan pendek daripada anak-anak seusianya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip Johns Hopkins Medicine, anak-anak dengan GHD memiliki perawakan pendek yang tidak normal dengan proporsi tubuh yang normal.

GHD atau yang juga dikenal sebagai dwarfisme hipofisis bisa terjadi sejak saat lahir atau di masa tumbuh kembang. Hal ini terjadi sebab kelenjar pituitari membuat terlalu sedikit hormon pertumbuhan.

Kondisi ini juga bisa terjadi akibat cacat genetik, cedera otak parah, atau lahir tanpa kelenjar pituitari, kelenjar utama yang mengendalikan banyak fungsi vital tubuh.

Gejala growth hormone deficiency

Pada anak-anak, GHD bisa menyebabkan wajah tampak lebih muda dan bulat, adanya lemak di sekitar perut, dan fisik yang mudah lelah atau kurang stamina.

Selain tinggi badan, GHD mungkin bisa memengaruhi sisi psikologis seperti membuat jadi rendah diri, emosional, depresi, kurang konsentrasi, memiliki ingatan yang buruk, hingga kecemasan.

Mengutip Healthline, adapun gejala yang dirasakan penderita GHD di antaranya:

- pertumbuhan lambat atau tidak ada pertumbuhan,
- peningkatan lemak di sekitar wajah dan perut,
- perawakan pendek,
- pubertas tertunda,
- perkembangan gigi lambat,
- pertumbuhan rambut terganggu.

Untuk mengobati GHD, pasien memerlukan terapi suntikan hormon pertumbuhan sintesis setiap hari. Pengobatan dapat berlangsung beberapa tahun hingga akhir masa pubertas bergantung pada kemajuan penderitanya.

Sebelum menjalani pengobatan, berbagai tes diagnostik direkomendasikan untuk dilakukan. Terdapat beberapa efek samping dari pengobatan yang meliputi kemerahan, nyeri pinggul, dan sakit kepala.



(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER