Fakta-Fakta Barongsai, Seni Berusia Lebih dari 1000 Tahun

CNN Indonesia
Minggu, 22 Jan 2023 15:48 WIB
Imlek  identik dengan pertunjukan barongsai. Pertunjukan seni yang berusia lebih dari 1 abad ini tak hanya memberikan hiburan tapi juga kaya makna spiritual.
Imlek identik dengan pertunjukan barongsai. Pertunjukan seni yang berusia lebih dari 1 abad ini tak hanya memberikan hiburan tapi juga kaya makna spiritual. (AFP/ADEK BERRY).
Jakarta, CNN Indonesia --

Imlek atau Tahun Baru China identik dengan pertunjukan barongsai. Pertunjukan seni yang berusia lebih dari 1 abad ini tak hanya memberikan hiburan melainkan juga kaya akan makna spiritual.

Barongsai atau yang dikenal dengan lion dance ini melibatkan dua orang penari dalam kostum singa. Mereka menari dengan iringan suara drum dan simbal.

Konon, pertunjukan ini disebut hadir untuk menarik keberuntungan dan kemakmuran. Sebab itu, barongsai kerap ditampilkan saat perayaan seperti Tahun Baru Imlek, ulang tahun, atau pernikahan di mana diaspora Tiongkok telah mendarat di seluruh dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah fakta-fakta dari barongsai;

1. Singa tak ada di China

Meski barongsai menampilkan sosok singa, tetapi hewan tersebut sebetulnya tidak ada di daratan China. Singa yang pertama kali menapakkan kakinya di daratan China dibawa oleh utusan dari negara-negara Persia dan Asia Tengah akan menghadiahkan singa kepada kaisar Tiongkok pada Dinasti Han (202 SM-220 M).

Dilansir dari Mental Floss, popularitas binatang kekaisaran ini kemudian menyebar ke masyarakat. Singa bahkan memainkan peran penting dalam mitologi Buddha yang mulai menyebar ke seluruh Tiongkok pada akhir Dinasti Han.

2. Berusia lebih dari 1.000 tahun


Setelah singa menjadi populer di masyarakat China, binatang itu mulai masuk ke dalam tradisi pantomim binatang yang ada. Catatan sejarah dari periode Tiga Kerajaan (220-289 M) menggambarkan orang-orang yang mengenakan kostum singa untuk perayaan Buddha. Selain itu, pada masa Dinasti Tang (618-907 M) tarian barongsai juga menjadi pesta istana yang terdokumentasi dengan baik.

3. Gaya tarian berbeda di tiap daerah


Dilansir dari China Highlights, selama perkembangannya yang panjang, barongsai dibagi menjadi dua gaya, yakni selatan dan utara.

Tarian barongsai selatan berasal dari Guangdong, dan merupakan gaya yang populer di Hong Kong, Makau, dan kampung halaman orang Tionghoa perantauan.

Tarian singa selatan adalah pertunjukan yang didasarkan pada studi tentang perilaku singa, dengan penekanan pada tindakan seperti mencakar, menggoyangkan tubuh, dan menjilati bulu.

Pertunjukannya hidup dan menghibur, bahkan lucu. Ada juga pertunjukan keterampilan, seperti bermain dengan bola, termasuk menelannya.

Sementara itu, tarian barongsai utara memiliki hubungan dekat dengan kungfu atau seni bela diri Tiongkok. Singa muda dilakukan oleh satu orang dan singa dewasa dilakukan oleh dua orang. Kostum yang digunakan lebih kokoh dan kurang dekoratif untuk memungkinkan lebih banyak gerakan.

Dalam tarian singa dewasa, pemain di depan memegang kepala singa yang sering diangkat oleh untuk membuat singa berdiri. Tarian singa utara lebih bersifat senam, melibatkan berguling, bergulat, melompat, memanjat, atau bahkan bersujud.

Meski berakar di China, barongsai juga telah menyebar ke seluruh Asia Timur, dengan setiap daerah memiliki variasi lokalnya sendiri.

Di Jepang dan Korea, gaya tarian barongsai memiliki variasi yang cukup banyak. Di Indonesia, penari barongsai mengenakan mantel bulu besar dengan kepala besar.

Singa salju putih dan hijau melambangkan wilayah Tibet, sedangkan provinsi Fujian menciptakan singa hijau setan untuk mewakili penyerangan Manchuria selama abad ke-17.

4. Pernah dilarang di Hong Kong

Selama masa Revolusi Kebudayaan, tarian barongsai dianggap primitif, sehingga tradisi tersebut disingkirkan dari sebagian besar daratan Tiongkok. Namun, kebiasaan itu berkembang pesat di Hong Kong, di mana para siswa mempraktikkannya di sekolah seni bela diri.

Dikarenakan barongsai mengambil banyak sikap dasar dan gerakan dari kung fu, sekolah banyak menggunakannya untuk memamerkan kehebatan mereka untuk bersaing dengan akademi seni bela diri di Hong Kong.

Sayangnya, popularitas barongsai berubah ke arah yang salah ketika sekolah seni bela diri mulai bergabung dengan triad Hong Kong, sebuah sindikat kejahatan terorganisir lokal.

Sejumlah geng melakukan tarian barongsai dengan alasan untuk mengatasi perselisihan wilayah, tetapi mereka kerap menyembunyikan pisau di dalam kostum mereka untuk menikam lawannya. Hal ini menyebabkan larangan sementara di Hong Kong selama tahun 1970-an dan 80-an.

(lom/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER