
Boleh Nggak Sih Biarkan Anak Pilih Mainannya Sendiri? Ini Panduannya

Bermain adalah hak anak, namun orang tua punya peran penting dalam memilih permainan yang tepat buat anak. Akan tetapi banyak orang tua yang membiarkan anak memilih mainannya sendiri dibanding anak merengek dan menangis keras.
Sebaiknya dibelikan atau membiarkan anak memilih mainannya sendiri, termasuk mainan yang tengah viral, lato-lato? Eny Febriyanti, dokter spesialis anak RSJ Soeharto Heerdjan, mengamati semakin banyak anak bermain lato-lato.
Dia berkata mainan yang sedang viral tidak diperuntukkan buat semua usia.
"Lato-lato, misal, anak mungkin belum mengerti [cara mainnya], lalu malah dibanting," kata Eny dalam webinar bersama RSJ Soeharto Heerdjan, Kamis (27/1).
Berikut panduan buat orang dalam memilih mainan anak.
1. Mainan dengan SNI
Pilih mainan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Mainan-mainan tersebut biasanya aman, bebas dari racun atau zat berbahaya.
Anak usia balita cenderung memasukkan benda termasuk mainan ke dalam mulut sehingga penting memastikan mainan aman.
2. Mainan sesuai usia
Satu hal yang tak boleh terlewat adalah pilih mainan sesuai usia dan tahap tumbuh kembang anak. Aktivitas bermain sebaiknya tidak dilihat sebagai sesuatu yang sepele.
Eny berkata bermain bisa membantu perkembangan anak baik emosi, sosial dan fisik. Oleh karenanya, memberikan mainan sesuai usia akan mendukung dan menstimulasi perkembangan anak.
3. Multifungsi
Salah satu manfaat bermain adalah mengasah kreativitas anak.
Orang tua patut mempertimbangkan untuk membelikan mainan multifungsi sehingga anak didorong untuk kreatif misalnya, balok-balok bangun ruang, krayon aneka warna dan kertas gambar.
4. Melatih konsep dasar
Mainan yang dipilih baiknya melatih anak konsep dasar berbagai hal misalnya, mainan mencocokkan warna akan melatih anak konsep dasar warna.
Kemudian mainan kotak lalu anak memasukkan benda sesuai bentuk lubangnya. Mainan ini akan melatih anak konsep dasar bentuk atau bangun ruang.
5. Melatih ketekunan
Lewat bermain, anak diharapkan belajar tentang proses mencapai tujuan dan tidak semua hal bisa dicapai secara instan.
Pilih mainan yang melatih anak menghargai proses dan melatih ketekunan misalnya, puzzle sederhana.
(els/chs)[Gambas:Video CNN]