Sesak napas saat berbaring atau ortopnea bisa jadi tanda atau gejala suatu penyakit.
Beberapa orang kerap mengalami ortopnea. Meski tubuh dalam kondisi rileks sambil berbaring, sesak napas justru bisa muncul.
Dalam dunia kedokteran, ortopnea didefinisikan sebagai sesak napas atau kesulitan bernapas selama berbaring. Ada berbagai penyakit atau kondisi kesehatan yang memicu ortopnea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penyebab sesak napas saat berbaring yang paling umum adalah gagal jantung.
Selain sesak napas, gagal jantung memiliki gejala antara lain kelelahan, bengkak akibat akumulasi cairan (edema), juga batuk atau mengi.
Dikutip dari Medical News Today, dalam kondisi ini berarti jantung tak bisa memompa darah ke seluruh tubuh dengan normal. Jantung jadi sulit rileks setelah memompa hingga tekanan meningkat dan cairan kembali ke paru-paru, perut, atau kaki.
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) bisa memicu gejala berupa sesak napas saat berbaring.
PPOK merusak kantung udara sehingga saluran pernapasan menyempit dan sulit bernapas. Kesulitan bernapas biasanya dialami saat aktivitas fisik dan berbaring.
![]() |
Orang dengan obesitas bisa mengalami kesulitan bernapas saat berbaring. Tumpukan lemak bisa memengaruhi bentuk dan fungsi sistem pernapasan serta struktur lainnya.
Lemak bisa memberikan tekanan pada struktur dinding dada, memengaruhi gerakan diafragma, dan kemampuan respons menarik serta menghembuskan napas. Bernapas jadi lebih sulit saat berbaring.
Sesak napas bisa menjadi salah satu reaksi alergi. Sebaiknya, cek lagi kondisi lingkungan kamar Anda.
Kamar rentan menampung pemicu alergi seperti debu, jamur, hingga bulu hewan peliharaan. Saat terhirup, timbul sesak napas.
Untuk orang yang sudah memiliki 'bakat' asma, tentu alergen ini memperburuk asma.
Lihat Juga : |
Familiar dengan mengorok? Mengorok merupakan salah satu gejala sleep apnea. Dikutip dari Healthline, sleep apnea terjadi akibat penyempitan saluran udara dan kadar oksigen rendah.
Kesulitan bernapas bisa timbul dan membuat seseorang terbangun di malam hari. Kemudian di pagi hari, biasanya orang bangun dengan rasa lelah.
Asam lambung naik atau refluks asam lambung bisa memicu sesak napas saat berbaring.
Posisi tidur berbaring membuat posisi perut dan dada sejajar sehingga makanan bercampur asam naik ke esofagus hingga tenggorokan.
Pneumonia bisa membuat seseorang kesulitan bernapas saat berbaring. Pneumonia merupakan radang paru akibat infeksi bakteri, virus, atau jamur. Virus SARS-CoV-2 juga bisa memicu pneumonia.
Pneumonia bisa memicu sejumlah gejala seperti sesak napas, napas cepat, batuk berdahak (dahak berwarna kuning atau hijau), dahak bercampur darah, demam, dan menggigil.
(els/asr)