Wabah Leptospirosis Bisa Mematikan, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya

CNN Indonesia
Jumat, 03 Mar 2023 07:20 WIB
Wabah leptospirosis bisa mematikan. Sebanyak 32 orang dilaporkan meninggal dunia akibat leptospirosis. Lantas, bagaimana gejala dan cara mencegahnya?
Ilustrasi. Mengenal gejala dan cara mencegahnya membantu Anda terhindar dari wabah leptospirosis. (iStockphoto/Prot Tachapanit)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wabah leptospirosis tengah mengancam Indonesia di musim penghujan ini. Tak main-main, sebanyak 32 orang bahkan dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit ini.

Leptospirosis memang merupakan penyakit langganan yang kerap muncul di musim hujan, utamanya kala banjir. Untuk mewaspadainya, Anda perlu mengetahui beberapa gejala dan cara mencegah leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini utamanya menular melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tikus menjadi hewan yang paling banyak terinfeksi bakteri Lestospira. Selain tikus, beberapa hewan lain juga diketahui dapat membawa bakteri ini seperti babi, kuda, anjing, serta beberapa hewan ternak dan pengerat lainnya.

Celakanya, tak ada gejala yang diperlihatkan saat hewan terinfeksi. Akibatnya, keberadaan bakteri jadi semakin sulit dilacak.

Mengutip laman Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, manusia juga dapat tertular lewat kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi.

Di musim hujan seperti saat ini, Anda perlu mewaspadai kontak dengan air banjir atau genangan. Bakteri Leptospira bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, utamanya yang memiliki luka terbuka.

Minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi. Wabah leptospirosis biasanya disebabkan oleh paparan air yang terkontaminasi, seperti air banjir.

Gejala leptospirosis

ilustrasi leptospirosisIlustrasi. Agar terhindar dari wabah leptospirosis, Anda perlu tahu gejala dan cara mencegahnya. (iStockphoto/jarun011)

Leptospirosis terdiri dari dua fase. Di antaranya adalah fase akut dan fase imun atau yang dikenal dengan sindrom Weil.

Mengutip laman Cleveland Clinic, pada fase akut, gejala yang muncul cenderung ringan dan dimulai dalam 2-14 hari setelah paparan. Berikut beberapa gejalanya:

- demam,
- mata merah,
- sakit kepala,
- panas dingin,
- nyeri otot,
- sakit perut,
- mual dan muntah,
- diare,
- kulit atau mata menguning,
- ruam.

Namun, gejala akan semakin memburuk saat memasuki fase lanjutan. Pada fase yang biasanya mulai terjadi pada hari ke-10 setelah infeksi ini, bakteri telah berpindah ke ginjal. Berikut gejalanya:

- batuk darah,
- nyeri dada,
- sulit bernapas,
- kulit atau mata lebih menguning,
- feses berwarna hitam,
- urine berdarah,
- intensitas buang air kecil menurun,
- bintik-bintik merah pada kulit.

Cara mencegah wabah leptospirosis

Meski jarang, namun leptospirosis juga bisa menyebabkan kematian. Untuk itu, tindakan pencegahan sangat penting dilakukan agar terhindar dari ancaman leptospirosis.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, masyarakat disarankan untuk menggunakan sarung tangan dan sepatu bot saat membersihkan rumah dan selokan setelah banjir.

Upayakan juga tidak berkontak dengan air banjir jika Anda diketahui tengah memiliki luka terbuka yang belum sembuh. Bakteri bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui luka.

Selain itu, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga dapat membantu Anda terhindar dari ancaman wabah leptospirosis.



(asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER