Euforia masyarakat Indonesia akan datangnya bulan Ramadan sangat kental dirasakan, termasuk warga Yogyakarta. Bagaimana tidak? Kota ini memiliki banyak pesantren yang tersebar di seluruh wilayah.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agam Islam, masyarakat Indonesia cukup gemar menjalani kegiatan wisata religi di bulan suci Ramadan. Ini bahkan tradisi dan kebiasaan yang sayang dilewatkan.
Tidak sedikit tempat di Yogyakarta yang dipilih sebagai tempat bagi masyarakatnya untuk melakukan wisata religi. Biasanya, kegiatan yang dilakukan antara lain, beribadah, ziarah, itikaf, belajar di perpustakaan Islam dan museum islami demi memperdalam wawasan keagamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisata religi merupakan jenis wisata yang berhubungan dengan aktivitas atau lokasi khusus yang berkaitan dengan aspek religi keagamaan. Wisata religi dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama tertentu.
Usia Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta lebih dari 2,5 abad, dan merupakan tempat bersejarah. Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta merupakan saksi bisu perjuangan umat Islam melawan para penjajah Belanda.
Kala itu, masjid ini digunakan tentara rakyat Indonesia bersama para pejuang Asykar Perang Sabil untuk menyusun strategi untuk menyerang Belanda. Masjid ini dibangunoleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773.
Menjadi simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas Kerajaan Yogyakarta yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakatnya, tak salah bila masyarakat setempat memilih Masjid Gedhe Kauman sebagai lokasi wisata religi.
![]() |
Masjid Soko Tunggal terletak di dekat pintu masuk obyek wisata Taman Sari. Sesuai namanya, masjid tersebut hanya memiliki satu soko guru alias tiang penyangga saja. Padahal, biasanya bangunan berkonsep Jawa disangga oleh minimal empat tiang.
Selain bisa beribadah, kamu juga bisa mempelajari sejarah masjid yang terletak di kompleks Keraton Kesultanan Yogyakarta. Keunikan Masjid Soko Tunggal sudah terdengar hingga ke luar Yogyakarta, sehingga banyak umat muslim yang berkunjung ke sana.
Tanah yang ada di bawah masjid ini merupakan tempat dikuburkan 10 orang pejuang yang meninggal dalam Serangan Umum 11 Maret 1949. Arsitektur bangunan Masjid Soko Tunggal sarat makna. 4 batang saka bentung dan 1 batang saka guru sehingga semua berjumlah 5 buah, yang merupakan lambang negara Pancasila.