Marak soal Pamer Harta di Medsos, Bagaimana Pandangan Islam?

Belakangan ini, marak isu pejabat atau anggota keluarga pejabat di Indonesia yang pamer harta kekayaan di media sosial. Netizen mengaitkan fenomena ini dengan istilah 'flexing' yang berarti memamerkan atau menyombongkan pencapaian dan harta yang dimiliki.

Terlepas dari isu-isu ini, sebenarnya bagaimana hukum flexing atau memamerkan harta kekayaan di depan publik dalam Islam?

Menurut dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rumadi Ahmad, kekayaan yang dimiliki oleh seseorang itu pada hakikatnya bukan miliknya. Kekayaan mereka adalah kekayaan Allah SWT yang dititipkan kepadanya.

"Ada saat-saat tertentu, kapan pun itu bisa diambil lagi oleh pemiliknya. Oleh karena itu, kalau kita sedang diuji oleh Allah SWT dengan kekayaan, syukurilah kekayaan itu," ucap Rumadi dalam program TAJIL CNNIndonesia.com 2022 silam.

Rumadi menyarankan untuk menggunakan kekayaan demi kebaikan dan untuk jalan yang diridai oleh Allah SWT. Alih-alih memamerkan kekayaan apalagi ditujukan dengan niat riya, menurutnya, lebih baik kekayaan digunakan untuk bersedekah.

"Kalau Anda mau menyampaikan ke publik bahwa Anda bersedekah dengan kekayaan yang dimiliki itu bagus, asal kita bisa menjaga hati kita jangan sampai apa yang kita lakukan itu ada unsur-unsurnya, ada unsur-unsur selain Allah SWT," jelas dia.

Menurut Rumadi, memamerkan kekayaan tidak memiliki manfaat apa pun.

Di mata Allah SWT, kekayaan itu bukanlah hal yang akan mengantarkan kemuliaan bagi manusia. Namun, kemuliaan manusia itu dinilai berdasarkan ketakwaan dan ibadah yang dilakukan.

"Oleh karena itu, syukuri kekayaan yang kita miliki, gunakan kekayaan itu semata-mata untuk mencari rida Allah SWT," lanjut Rumadi.