Jakarta, CNN Indonesia --
Memasuki bulan Syawal, umat Islam dianjurkan puasa Syawal. Jika masih punya utang puasa Ramadhan, bolehkah puasa Syawal digabung puasa ganti Ramadan atau puasa qada?
Puasa Syawal merupakan salah satu amalan di bulan Syawal. Puasa dilakukan selama enam hari mulai dari setelah Idulfitri atau 2 Syawal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aturan puasa Syawal tidak berbeda dengan puasa Ramadhan. Umat Islam wajib menahan hawa nafsu termasuk makan dan minum mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Kalau demikian, bolehkah puasa Syawal digabung puasa ganti atau puasa qada?
Tidak semua Muslim bisa menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Kaum Hawa tidak berpuasa selama haid, misal, sehingga dia memiliki utang puasa Ramadhan. Utang puasa Ramadhan ini wajib 'dibayar' atau diganti dan puasa pengganti puasa Ramadhan disebut puasa qada.
Akan tetapi, karena aturan serupa, kemudian bulan Ramadhan dan bulan Syawal berdekatan, ada yang menganggap sah-sah saja kalau mau digabung. Namun ada pula yang menganggap penggabungan puasa Syawal dan puasa qada tidak sah.
[Gambas:Video CNN]
Seperti dikutip dari NU Online, memang pemahaman soal puasa ini tidak seragam. Fatwa Majma' al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syarif menyebut ada tiga pendapat tentang hal ini.
1. Hanya satu puasa yang sah
Ulama Hanabilah berpendapat menggabungkan puasa Syawal dan puasa qada membuat salah satu puasa saja yang sah.
2. Dua-duanya sah
Ada yang menganggap puasa Syawal dan puasa qada yang digabung berarti dua-duanya sah. Pendapat ini didukung ulama Malikiyah dan mayoritas ulama Syafi'iyah.
Lanjut ke sebelah...
3. Dua niat tidak boleh digabungkan
Puasa Syawal dan puasa qada punya dua niat berbeda sehingga ada yang menganggap niat puasa Syawal dan niat puasa tidak boleh digabung. Sebagian ulama Syafi'iyah dan suatu riwayat ulama Hanabilah mendukung pendapat ini.
Melihat perbedaan pendapat ini, bolehkah puasa Syawal digabung puasa ganti Ramadan?
Syekh Ali Jum'ah, mantan mufti Mesir sekaligus anggota Dewan Ulama Senior, mengatakan umat Islam boleh menggabungkan puasa Syawal dan puasa qada. Namun ia menekankan pahala ganda bukan berarti mendapat pahala secara penuh.
Di sisi lain, dalil menganjurkan 'meng-qada' puasa Ramadhan, baru puasa Syawal. Hal ini dituliskan Al-Khatib As-Syarbini dalam kitab Mughnil.
ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثواب المذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أن يصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ
Artinya: "Kalau seseorang mengqadha puasa, berpuasa nadzar, atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunnah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadits khususnya orang luput puasa Ramadhan dan mengqadhanya di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Dzul qa'dah sebagai qadha puasa Syawal".
Jika puasa Syawal tidak dilakukan selepas puasa qada, orang tetap dinilai melakukan puasa Syawal. Hanya saja, orang tidak akan mendapatkan ganjaran seperti yang dikatakan Allah SWT.
[Gambas:Video CNN]