Etilen Oksida dan Etilen Glikol, Sama-sama Berbahaya Tapi Berbeda

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2023 04:22 WIB
Pada dasarnya, etilen oksida dan etilen glikol sama-sama berbahaya jika terpapar. Namun, keduanya adalah senyawa yang berbeda.
Baik etilen oksida maupun etilen glikol sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Ilustrasi (iStockphoto/Senkumar+)
Jakarta, CNN Indonesia --

Temuan Indomie rasa ayam spesial yang diduga bisa memicu kanker di Taiwan membuat geger masyarakat. Mi instan asal Indonesia itu disebut mengandung etilen oksida, senyawa yang bisa memicu kanker kelenjar getah bening dan kanker darah.

Nama senyawa etilen oksida yang juga dikenal dengan sebutan EtO ini memang cukup familiar di masyarakat Indonesia.

Namanya mirip dengan senyawa yang juga pernah bikin geger masyarakat jelang akhir 2022 lalu, yakni etilen glikol yang jadi biang kerok gagal ginjal akut pada anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baik etilen oksida maupun etilen glikol sama-sama berbahaya untuk kesehatan. Lantas, apa perbedaan antara keduanya?

Beda etilen glikol dan etilen oksida

Etilen oksida dan etilen glikol merupakan dua senyawa yang berbeda. Dari bentuknya pun, keduanya jelas berbeda.

Etilen glikol berbentuk cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau, tapi memiliki rasa manis. Sementara etilen oksida adalah senyawa berbentuk gas, tidak berwarna, dan mengeluarkan bau amis saat berada di dalam suhu ruang.

Etilen glikol mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak disebut-sebut jadi biang kerok gagal ginjal akut anak. Senyawa ini ditemukan dalam obat sirup anak dengan kadar yang jauh melebihi batas yang dianjurkan.

Etilen glikol dikenal juga dengan sebutan 'alkohol beracun'. Senyawa ini tidak hanya ditemukan pada obat sirup anak, tapi juga pada banyak bahan industri rumah tangga.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan bahwa senyawa ini bisa memberi efek racun saat dikonsumsi manusia.

Etilen glikol dimetabolisme oleh alkohol dan aldehida dehidrogenase untuk menghasilkan metabolit beracun. Paparan senyawa ini akan menimbulkan beberapa gejala seperti sakit perut, muntah, diare, sulit buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut.

Sementara etilen oksida (EtO) telah dilarang oleh Uni Eropa untuk digunakan dalam makanan. Bukan hanya pada mi instan, senyawa ini juga bisa ditemukan pada buah, sayuran, bahkan air.

Senyawa ini juga kerap digunakan sebagai campuran pestisida pada tanaman. Pasalnya, etilen oksida memiliki sifat sebagai pensteril.

Senyawa ini mampu merusak DNA yang bisa digunakan sebagai pensteril. Tapi, hal ini jugalah yang membuat dia bisa memicu kanker.

Ilustrasi Mie InstanIlustrasi. Etilen oksida ditemukan dalam mi instan asal Indonesia di Taiwan. (iStockphoto/whitewish)

Dua jenis kanker yang bisa dipicu oleh senyawa ini adalah kanker kelenjar getah bening (limfoma) dan kanker darah (leukemia). Selain itu, kanker perut dan kanker payudara juga kerap dikaitkan dengan senyawa ini.

Berikut beberapa efek samping yang ditunjukkan seseorang saat keracunan senyawa ini:

- mual,
- muntah,
- gangguan neurologis,
- bronkitis,
- edema paru,
- emfisema,
- iritasi pada kulit dan mata.

Meski berbeda, namun baik etilen glikol maupun oksida sama-sama berbahaya untuk kesehatan.

Gif banner Allo Bank
(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER