Studi: 'Kena Mental' di Usia 20-an Berisiko Tinggi Serangan Jantung

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mei 2023 14:30 WIB
Studi terbaru menemukan orang dewasa berusia 20-30 an yang mengalami gangguan mental berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.
Ilustrasi. Studi terbaru menemukan orang dewasa berusia 20-30 an yang mengalami gangguan mental berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke. (iStock/CandyRetriever)
Jakarta, CNN Indonesia --

Studi terbaru menemukan orang dewasa muda berusia 20-30 tahunan yang mengalami gangguan mental berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.

Penelitian yang diterbitkan pada Senin (8/5) di European Journal of Preventive Cardiology mengamati data kesehatan lebih dari 6,5 juta orang melalui basis data Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Korea.

Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian baru ini berusia antara 20-39 tahun yang menjalani pemeriksaan kesehatan antara tahun 2009 hingga 2012. Kondisi kesehatan mereka dipantau hingga Desember 2018 untuk mengetahui adanya serangan jantung dan stroke yang baru muncul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penelitian tersebut, sekitar 13 persen partisipan memiliki beberapa jenis gangguan mental seperti insomnia, kecemasan, depresi, gangguan somatoform, gangguan stres pascatrauma, gangguan penggunaan narkoba, gangguan makan, gangguan bipolar, skizofrenia, atau gangguan kepribadian.

Studi tersebut menemukan, mereka yang berusia di bawah 40 tahun dengan gangguan mental memiliki kemungkinan 58 persen lebih besar terkena serangan jantung dan 42 persen lebih besar terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak memiliki masalah mental.

"Kami telah mengetahui sejak lama bahwa kesehatan mental dan kesehatan fisik saling berkaitan. Tetapi yang mengejutkan dari temuan ini adalah bahwa kaitan ini dapat diamati pada usia yang begitu muda," kata Katherine Ehrlich, seorang profesor ilmu perilaku dan otak di University of Georgia, yang tidak terlibat dalam studi, melansir CNN.

Ehrlich menyebut, penyakit arteri koroner dan serangan jantung jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penelitian sebesar ini diperlukan untuk melihat hubungan antara kesehatan mental dan fenomena yang tidak biasa pada generasi muda.

Hubungan kesehatan mental dengan gaya hidup

Silhouette of lonely man sitting on bed in dark room by bedroom window. Depressed, early morning wake up, lazy, tired conceptsIlustrasi. Studi menemukan, gangguan mental pada usia 20-30 tahunan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. (iStock/JosuOzkaritz)

Ehrlich sendiri ingin mempelajari lebih banyak tentang aktivitas fisik dan pola makan partisipan studi. Informasi soal aktivitas fisik dan pola makan ini berguna untuk memahami pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan kesehatan mental dan serangan jantung.

"Sebagai contoh, jika Anda mengalami depresi kronis, Anda mungkin akan kesulitan mempertahankan pola makan yang sehat dan melakukan aktivitas fisik yang memadai, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dari waktu ke waktu," kata dia.

Namun, peningkatan risiko tidak dapat dikaitkan dengan perbedaan gaya hidup saja. Para penulis studi juga memperhitungkan faktor-faktor termasuk usia, jenis kelamin, tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, sindrom metabolik, penyakit ginjal kronis, merokok, alkohol, aktivitas fisik, hingga pendapatan.

Namun, menurut salah satu penulis studi sekaligus profesor penyakit dalam Choi Eui Keun, bukan berarti gaya hidup harus diabaikan.

"Meskipun perilaku gaya hidup tidak menjelaskan tingginya risiko kardiovaskular, bukan berarti kebiasaan yang lebih sehat tidak akan meningkatkan kemungkinannya," kata Choi, dalam sebuah pernyataan.

Oleh karena itu, Choi menyarankan modifikasi gaya hidup pada orang dewasa-muda dengan gangguan mental untuk menjaga kesehatan kardiovaskular.

Penting untuk dicatat bahwa temuan ini tidak menunjukkan bahwa penyakit mental menyebabkan serangan jantung dan stroke. Namun, penelitian mengindikasikan adanya faktor risiko yang harus diwaspadai.

Choi merekomendasikan agar orang-orang dengan kondisi kesehatan mental juga melakukan pemeriksaan rutin.

[Gambas:Video CNN]



(del/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER