Bantu Hani, Balita yang Kehilangan Mata Karena Kanker via BerbuatBaik

BerbuatBaik.id | CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2023 09:20 WIB
Salurkan bantuan Anda untuk bantu meringankan beban hidup keluarga Hani melalui berbuatbaik.id.
Salurkan bantuan Anda untuk bantu meringankan beban hidup keluarga Hani melalui berbuatbaik.id (Arsip Berbuatbaik)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hani Istighfaroh (3) harus kehilangan bola matanya akibat kanker. Ia tinggal di Dusun Panggul Melati, Desa Kepanjen, Kecamatan Gumuk Mas, Jember, Jawa Timur bersama kedua orang tuanya. Sang ayah adalah buruh tani, sedangkan ibunya adalah seorang guru TK.

Di usia Hani yang menginjak enam bulan, sang ibu, Maghfiroh merasa khawatir sebab terdapat titik bening di mata kanan sang buah hati.

"Akhirnya saya bawa ke dokter mata. Dari situlah diketahui kalau putri saya ini kena kanker ganas di mata kanannya," kata Maghfiroh, dikutip dari berbuatbaik.id, Rabu (10/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas saran dokter, Maghfiroh lalu membawa Hani ke rumah sakit dr Soetomo Surabaya. Di sana, dokter menyarankan agar Hani segera dioperasi untuk mengangkat bola mata sebelah kanan.

"Saat itu kita tidak langsung mengiyakan. Kami bawa pulang. Sampai di rumah, banyak yang menyarankan agar tidak usah dioperasi. Alasannya kasihan. Apalagi usianya baru 6 bulan," imbuh Maghfiroh.

Hani pun kemudian menjalani pengobatan alternatif. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil. Malah kondisi mata Hani semakin parah. Balita itu juga sering mengeluh sakit.

"Saat usianya 1 tahun, kita bawa lagi ke dr Soetomo Surabaya. Dan ternyata hasil pemeriksaan, kankernya sudah menyebar ke yang kiri. Sempat dimarahi juga sama dokternya," terang sang ibu.

"Tapi saat itu tidak bisa langsung operasi. Harus kemoterapi dulu. Karena memang kondisinya sudah parah dan menyebar," sambungnya.

Setelah beberapa kali kemoterapi, Hani menjalani operasi. Bola mata kanan balita itu harus diangkat. Operasi pun berjalan lancar. "Tapi sampai sekarang masih harus perawatan. Terutama untuk menjaga mata kirinya," kata Maghfiroh.

Sudah tak terhitung besarnya biaya yang harus dikeluarkan Maghfiroh dan suaminya. Keduanya harus pontang-panting untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan motor dan perabotan sampai terjual.

"Kalau pengobatan medis dan operasinya memang pakai BPJS. Tapi yang juga butuh biaya itu kan riwa-riwi ke Surabaya-nya. Dan biaya hidup di sana. Kadang sampai beberapa hari sampai bulan," terangnya.

Maghfiroh hanya mendapat gaji sebesar Rp50 ribu per bulan sebagai guru TK. Hal itu membuat keluarga ini terkadang harus mengutang. "Ya kadang harus ngutang. Sampai sekarang kita masih punya tanggungan utang yang harus kita cicil. Untung orangnya mau dicicil," tutup Maghfiroh.

Maghfiroh dan suami harus tinggal berhari-hari di Surabaya selama Hani kemoterapi sebelum dan sesudah operasi. Kemoterapi harus dijalani Hani karena kankernya sudah menyebar.

Kemoterapi yang dilakukan di Rumah Sakit dr Soetomo tidak hanya sekali. Dalam satu kali kemoterapi, Maghfiroh dan suaminya harus berada di Surabaya sekitar seminggu.

"Sebelum operasi, kemoterapi tiga kali. Setelah operasi, kemoterapi 9 kali. Ini agar kankernya benar-benar mati. Untuk biaya hidup di Surabaya dan kebutuhan Hani ini yang memang juga cukup besar," kata Maghfiroh.

Di lain sisi, penghasilan suami yang hanya sebagai buruh tani, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian juga penghasilan Maghfiroh yang bekerja sebagai guru TK.

Kesedihan Maghfiroh menjadi kesedihan kita juga. Tak terbayang hancurnya hati melihat sang anak tak punya penglihatan yang sempurna. Perjuangan Maghfiroh patut didukung agar keluarga tidak menyerah dan berputus asa atas keadaan Hani.

Dukungan Anda bisa diwujudkan melalui donasi di berbuatbaik.id. Anda bisa membantu keluarga Maghfiroh menghadapi cobaan tersebut, terutama dalam memenuhi kebutuhan yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan.

Sahabat Baik bisa memberikan donasi untuk meringankan beban hidup Maghfiroh dan keluarganya melalui situs resmi berbuatbaik.id di sini.

Seluruh donasi akan diberikan ke penerima 100 persen tanpa potongan. Jika berminat, Sahabat Baik juga bisa bergabung sebagai relawan #SahabatBaik. Begitu juga jika ingin mendaftarkan komunitasnya di kampanye seperti ini.

(juh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER