Tidak sedikit orang yang percaya bayi prematur yang lahir di usia tujuh bulan lebih kuat dari bayi prematur yang lahir di usia delapan bulan, atau yang disebut bayi muda.
Kebanyakan dari mereka percaya, bahwa bayi yang lahir tujuh bulan sama kuatnya dengan bayi lahir normal, yakni sembilan bulan.
Mereka menganggap setelah memasuki masa delapan bulan, bayi-bayi ini kembali muda dan tidak siap dilahirkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitos atau fakta?
Dokter spesialis anak di RSIA Grand Family PIK, Andry Setiawan membantah hal tersebut. Menurut dia, tak ada satu pun penelitian yang menyebut bayi prematur tujuh bulan lebih kuat dari prematur delapan bulan.
"Tidak, itu pendapat yang salah," kata Andry dalam media briefing di RSIA Grand Family PIK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Justru kata dia, semakin muda usia kehamilan saat janin 'terpaksa' lahir, maka kondisi bayi tersebut makin rentan. Hal ini berarti bayi yang lahir tujuh bulan lebih rentan dari bayi yang lahir di usia kandungan delapan bulan.
Bayi, kata dia, lazimnya lahir di trimester tiga pada usia kandungan sembilan bulan. Pada tahap ini, bayi bisa dikatakan terlahir normal dan sangat besar kemungkinannya lahir sehat.
Sementara bayi prematur, entah itu lahir di usia tujuh atau delapan bulan, tetap membutuhkan penanganan khusus. Terutama jika berat badan bayi dan ukuran bayi sangat kecil.
"Mau lahir tujuh bulan atau delapan bulan tetap tidak baik sebenarnya, tapi kalau ditanya lebih tangguh mana, tentu semakin tua usia kandungan semakin baik," katanya.
Sangat penting menjaga kehamilan agar bayi tidak lahir sebelum waktunya, sebab bayi yang lahir prematur memiliki imunitas tubuh yang rawan.
Tak cuma itu, saat memasuki usia dewasa, bayi prematur disebut mudah terserang berbagai macam penyakit.
"Hati-hati kalau tidak ditangani, tidak dirawat banyak penyakit yang bisa muncul. bahkan bayi prematur itu bisa mengalami diabetes dan obesitas saat sudah beranjak besar," katanya.
(tst/chs)