Baik pria maupun wanita bisa melakukan treatment botox. Namun, apa beda botox pria dan wanita?
Dara Ayuningtyas, Vice President Medical & Training ZAP Clinic, menjelaskan botox sebenarnya jenama produk. Namun istilah ini kemudian umum digunakan untuk mendeskripsikan tindakan penyuntikan neurotoxin yang dihasilkan bakteri Clostridium Botulinum.
"Pada dasarnya botox pada pria dan wanita itu sama. Formula sama, dosis sama, efek juga sama," ujar Dara dalam virtual media meet up Menology by ZAP, Selasa (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian tanpa membedakan jenis kelamin, lama bertahan efek botox bakal berbeda pada tiap individu. Dia menyebut lama efek botox bertahan sangat dipengaruhi gaya hidup.
Efek botox bakal cepat 'luntur' jika kurang tidur, merokok, keluar ruangan tanpa pakai tabir surya juga kurang minum.
"Jadi perlu jaga lifestyle, istirahat, air putih cukup, enggak merokok, pakai sunscreen," imbuhnya.
Sementara itu, tujuan botox baik pada pria maupun wanita rata-rata serupa seperti antiaging termasuk mengurangi tanda penuaan, mengurangi sebum dan mengecilkan pori.
Dara mengatakan pria biasanya botox di area ketiak untuk mengurangi produksi keringat berlebih. Saat keringat berkurang, katanya, otomatis bakteri sekitar ketiak tidak berkembang dan bebas bau badan.
Di ZAP, terdapat treatment botox khusus pria di Menology by ZAP yang disebut bro-tox. Klinik menyiapkan teknologi sedemikian rupa sehingga pria tetap nyaman selama treatment.
Yang menarik, pria ternyata memiliki toleransi rasa sakit lebih rendah ketimbang wanita.
"Pengalaman kami, cowok itu enggak tahan sakit. Kalau cewek kan mindsetnya beauty is pain. Pria itu kalau bisa jangan sakit," kata Dara disusul tawa.
"Kami pakai vital injector, alat yang punya beberapa jarum kecil sehingga rasa sakitnya berkurang." kata dia mengakhiri penjelasan tentang botox pria.
(els/pua)