Pendaki asal Malaysia, Ravichandran menerima banyak komentar negatif dari warganet dan dituding memiliki hati sedingin es. Hal ini didapat karena dia tidak mengakui aksi heroik penyelamatan atas dirinya yang dilakukan komunitas Sherpa di Gunung Everest.
Dalam kolom komentar Instagram pribadinya dengan nama Ravieverst itu, berbagai serangan dari orang-orang dari sejumlah negara mengecam perilakunya, karena tidak mengakui Sherpa yang telah menolongnya.
"Dah la lupa daratan, lupa jasa orang. Bangga diri lepas tu berlagak. Patut dibuat mati beku je kat atas tu," tulis pengguna sid_algronjh dalam salah satu kolom komentar di instagram Ravi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar lainnya mempertanyakan kenapa Ravi memblokir Sherpa yang telah menyelamatkannya di gunung.
"Why you block the sherpa who saved ur life," tulis pengguna n.aidasyuhada.
Bukan hanya di kalangan pengguna media sosial, sikap Ravi juga menyebabkan kegemparan di komunitas pendaki gunung. Menukil Newsweek, Ravi disebut telah memblokir Sherpa yang menolongnya di Instagram. Dia bahkan disebut menolak bantuan Sherpa yang telah menyelamatkannya dari kematian.
Melansir New York Mag, hal ini dimulai saat Ravi selesai tampil di salah satu stasiun televisi. Dia tampil di stasiun televisi itu untuk menceritakan 'kembali dari kematian' saat dirinya melakukan pendakian di Gunung Everest.
Tapi, setelah tampil di televisi itu Ravi justru memblokir Gelje Sherpa yang menolongnya di Gunung Everest. Meskipun tak berselang lama, dia kembali membuka blokiran tersebut.
Setelah itu, Ravi juga langsung menghaturkan terima kasih kepada komunitas Sherpa yang sudah menyelamatkan nyawanya itu. Di salah satu kolom Instagramnya, komunitas Sherpa itu membalas Ravi dan mendoakan agar Ravi baik-baik saja.
"Terima kasih, semoga kamu sehat selalu," tulis komunitas Sherpa tersebut.
Meski demikian, kolom komentar di Instagram Ravi saat ini masih dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan kebencian atas perilaku dia sebelumnya. Ravi sendiri telah mengganti beberapa kalimat keterangan di Instagramnya dan menyebut komunitas Sherpa sebagai penolongnya.
Sherpa merupakan nama salah satu suku bangsa di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya. Sebenarnya, bukan hal baru aksi heroik Sherpa tak dianggap oleh orang yang telah mereka selamatkan.
Gunung Everest sebagai gunung tertinggi di dunia memang telah memakan banyak korban nyawa. Tidak sedikit pendaki di gunung itu yang mati dan dibiarkan begitu saja tanpa upaya membawa jasadnya turun ke daratan.
Medan yang sulit, oksigen yang semakin atas semakin tipis, dan cuaca yang dingin diiringi badai pada beberapa kondisi membuat gunung Everest sebagai salah satu tantangan maut.
(tst/pua)