Komisi IX DPR RI Suarakan Transformasi Mutu Layanan Program JKN

Advertorial | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jun 2023 00:00 WIB
BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro menjalin sinergi dengan Anggota Komisi IX DPR RI
Foto: Arsip BPJS Kesehatan Bojonegoro
Jakarta, CNN Indonesia --

BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro menjalin sinergi dengan Anggota Komisi IX DPR RI, Abidin Fikri yang diselenggarakan di Lapangan Dusun Sukorame, Desa Purwoasri, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (2/6) lalu. Sinergi ini dilakukan guna menyuarakan Transformasi Mutu Layanan program Jaminan Sosial Kesehatan (JKN).

Sebanyak 300 peserta hadir dalam acara ini, dimana hampir seluruhnya telah terdaftar sebagai peserta JKN. Selain itu, peserta JKN ini juga telah menggunakan Aplikasi Mobile JKN yang dianggap mudah dan cepat, tanpa harus datang ke kantor BPJS Kesehatan.

Mengingat cakupan JKN di Kabupaten Bojonegoro telah mencapai 99,93 persen dari total jumlah penduduk, layanan kesehatan menjadi prioritas utama yang harus ditingkatkan dan setara.

Terkait hal ini, Abidin Fikri sangat mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan bersama BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro dalam mensukseskan Program JKN di Kabupaten Bojonegoro.

Ia menyatakan bahwa kesehatan adalah nikmat yang tidak terhingga, karena akan mendampingi segala aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kolaborasi antara BPJS Kesehatan dengan pemangku kepentingan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan lanjutan harus menjadi perhatian.

"Alhamdulillah, hari ini kita dapat bersilaturahim untuk mendengarkan dan mendapatkan informasi yang jelas tentang layanan JKN. Terlebih dalam era digital ini, kita bisa berobat hanya dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan menggunakan antrean online. Sekarang semuanya menjadi lebih mudah," papar Abidin.

Abidin menambahkan bahwa peserta yang hadir hari ini merupakan komunitas senam di Kecamatan Suksewu yang telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga pola hidup sehat sebagai tindakan preventif yang lebih baik daripada mengobati.

Menurut Abidin, meskipun tak dapat memungkiri masih ada satu atau dua hal yang perlu diperbaiki, namun dirinya yakin bahwa Program JKN ini sudah memberikan manfaat bagi pesertanya.

"Jangan menunggu sakit baru ribut untuk mendaftar menjadi peserta JKN. Persiapan sebelum terjadi masalah adalah hal yang penting. Jika sudah menjadi peserta JKN dalam segmen kepesertaan mandiri, jangan lupa untuk rutin membayar iuran setiap bulan, karena JKN ini adalah konsep gotong royong di mana semua orang saling membantu. Setiap orang berusaha untuk tetap sehat, dan meskipun sudah menjadi peserta JKN, jangan lengah dalam menjaga kesehatan," terang Abidin.

Abidin juga menambahkan saat ini sudah terdaftar sekitar 235 juta penduduk sebagai peserta JKN dari total 265 juta penduduk di Indonesia. Hal ini menunjukkan pemerintah telah berhasil mewujudkan Program JKN sebagai hak dasar yang wajib dimiliki oleh seluruh penduduk.

Di tempat yang sama, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bojonegoro, Sistri Sembodo menyatakan, masyarakat Kabupaten Bojonegoro sudah banyak yang menggunakan Aplikasi Mobile JKN sebagai sarana untuk mengakses informasi mengenai kepesertaan JKN. Ia juga sering turun langsung ke lapangan untuk memastikan keakuratan penggunaan Aplikasi Mobile JKN di Kabupaten Bojonegoro.

"Ternyata saat saya berada di fasilitas kesehatan yang secara kebetulan saya juga rutin kontrol, saya menemukan banyak pasien yang sudah memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN," jelas Sistri.

"Mereka merasa bahwa penggunaannya mudah, cepat direspon, dan tidak perlu pergi jauh ke kantor BPJS Kesehatan. Terlebih sekarang sudah ada fitur antrean online di Aplikasi Mobile JKN, sehingga mereka hanya perlu mendaftar dan datang ke fasilitas kesehatan sesuai nomor antrean. Sangat mudah," papar Sistri.

Sistri berharap agar derajat kesehatan peserta JKN di Kabupaten Bojonegoro semakin meningkat seiring dengan adanya kemudahan yang telah disediakan melalui transformasi mutu layanan JKN. Salah satu upaya yang dilakukan adalah Skrining Riwayat Kesehatan bagi peserta JKN.

Menurutnya, tujuan dari pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan ini untuk membantu mendeteksi dini peserta JKN yang memiliki indikasi penyakit seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung, talasemia, kanker paru-paru, dan kanker serviks.

"Seperti yang disampaikan oleh Pak Abidin tadi, dengan menunjukkan NIK saja, peserta JKN tidak perlu khawatir akan ditolak oleh faskes saat berobat," tegas Sistri.

Selanjutnya, Sistri berharap bahwa transformasi mutu layanan ini dapat mengubah persepsi masyarakat yang menganggap layanan JKN lambat dan rumit. Menurutnya, layanan yang setara, cepat, dan mudah harus menjadi fokus utama untuk mencapai transformasi mutu layanan JKN.

"Semoga sekarang tidak lagi terdengar keluhan mengenai layanan JKN yang lambat dan masih memerlukan fotokopi sebagai persyaratan administrasi. Saya yakin Kabupaten Bojonegoro telah luar biasa dalam melayani warganya, terutama dalam pemanfaatan Program JKN," tutup Sistri.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER