Suka Posting Boarding Pass Pesawat? Awas Data Kamu Berpotensi Diretas

CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2023 12:30 WIB
Ilustrasi boarding pass. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menjadi traveler atau pelancong yang cerdas, bukan hanya perihal memilih destinasi-destinasi yang indah dan ramah di kantong. Kamu juga dianggap sebagai traveler yang cerdas jika tidak mengumbar informasi pribadi di media sosial.

Ketika traveling, ada baiknya kamu memilah apa saja yang akan di-posting. Salah satu yang dilarang untuk kamu pamerkan di media sosial adalah boarding pass pesawat.

Apabila mengunggah boarding pass pesawat di media sosial, kamu sangat berpotensi menjadi korban cyber crime. Jangan sampai kamu menyesal cuma gara-gara ingin pamer naik pesawat, tapi malah jadi korban kejahatan.

Boarding pass pesawat bukan hanya berisi nama dan nomor kursi di pesawat, karena ada informasi pribadi yang sifatnya lebih rinci bisa diperoleh dari boarding pass.

Perhatikan tanda barcode di boarding pass, di mana orang lain bisa menarik data kamu cukup dengan memindai barcode tersebut. Barcode pada boarding pass dapat menarik data seperti nomor frequent flier, informasi kontak, atau detail identifikasi lainnya.

Mantan Perdana Menteri Australia Tony Abbott pernah diretas pada Maret 2020, karena mengunggah boarding pass-nya di Instagram untuk penerbangan dengan maskapai Qantas. Peretas sukses mendapat data pribadi Tony Abbott.

"Informasi yang terdapat di dalam data akan memvariasikan barcode maskapai satu dengan maskapai lainnya. Namun, satu aturan praktis yakni selalu menganggap kode yang dapat dipindai memiliki informasi tentang Anda dan barang-barang Anda dan ke mana Anda akan pergi," jelas peneliti privasi, Bill Fitzgerald.

Selain itu, setelah boarding pass rampung digunakan dan kamu sudah menyelesaikan penerbangan, membuangnya pun ada caranya. Boarding pass bekas pakai tidak boleh dibuang ke tempat sampah dan perlu dirobek lebih dulu hingga tidak bisa dipindai.

"Apabila Anda memiliki kode barcode, Anda tidak boleh membuangnya ke tempat sampah kecuali Anda ingin seseorang mengambilnya," kata Fitzgerald. "Dan Anda seharusnya tidak pernah mempostingnya di media sosial."

Para traveler perlu menyadari dan hati-hati bahwa data pribadi merupakan hal yang sangat penting. Sebagian peretas atau hacker bisa memakai data yang menurut kita sederhana saja, namun, bagi para peretas bisa menjadi kunci memperoleh detail pribadi kita.

"Banyak maskapai penerbangan hanya menggunakan data pada boarding pass, khususnya kode konfirmasi dan nama belakang untuk memungkinkan akses penuh ke akun online Anda. Ini dapat disalahgunakan untuk mengakses data pribadi Anda yang disimpan oleh maskapai," papar manajer keamanan informasi di perusahaan keamanan siber Cobalt, Mark Scrano.

Sementara itu, kini nyaris semua maskapai penerbangan telah beralih ke sistem digital termasuk pembelian tiket sampai check in, yang dapat diakses lewat ponsel. Tapi, sistem digital ternyata juga bisa membahayakan privasi traveler.

"Aplikasi itu merupakan mimpi buruk privasi, dan sering diisi dengan berbagai pelacakan pihak pertama dan pihak ketiga. Mereka terkadang dapat memasukkan lokasi Anda hampir secara real time saat Anda menggunakan aplikasi. Jadi ini bukan pilihan biner sederhana antara boarding pass kertas atau boarding pass elektronik." ujar Fitzgerald.

Fitzgerald menyarankan kepada para traveler untuk memakai ponsel ketimbang tiket kertas, dan dia merekomendasi mengambil tangkapan layar atau screen shot kode QR di boarding pass di ponsel, kemudian menyimpannya ke foto, sehingga tak perlu aplikasi tambahan untuk mengakses.

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK