Menparekraf Kirim Tim Khusus Urusi Polemik Retribusi Nusa Penida
Polemik soal retribusi Rp100 ribu untuk snorkeling dan diving di Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Klungkung, Bali, ikut membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, angkat bicara.
Sandiaga mengaku bakal mengutus tim khusus untuk menemui Gubernur Bali Wayan Koster pada 5 Juli 2023, yang salah satunya untuk membahas retribusi Rp100 ribu snorkeling di Nusa Penida.
"Ini agar Satgas komunikasi bisa menyuarakan dalam satu bahasa sehingga tidak ada simpang siur dalam penyampaiannya," ujar Sandiaga dalam The Weekly Briefing with Sandi Uno, Senin (3/7).
Pemungutan restribusi pada objek Kawasan Konservasi Perairan ini sendiri sudah berlaku mulai 1 Juli 2023. Sebelumnya, Wayan Koster juga mengonfirmasi bahwa retribusi snorkeling itu sudah sesuai Perda Bali, Nomor 7, Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang retribusi jasa usaha.
Namun, sejumlah pihak meminta kebijakan retribusi tersebut dikaji ulang, karena dinilai memberatkan wisatawan dan pelaku usaha pariwisata perairan yang didominasi perorangan.
Di sisi lain, Sandiaga berharap kebijakan itu bisa dilakukan dalam bentuk satu sosialisasi yang menyeluruh. Hal itu agar nantinya tidak ada lagi bias di berbagai sektor.
Dia mengambil contoh, misalnya bisa dijelaskan pungutan tersebut difungsikan untuk aspek konservasi, merestorasi terumbu karang, ataupun merupakan bagian untuk menyewa peralatan.
"Kami ini belum tahu, makanya kami ingin kumpulkan supaya tidak sepotong-sepotong menyampaikannya," kata politikus PPP ini.
Belakangan ini, kata Sandiaga, berita-berita tentang Bali sangat banyak, termasuk soal retribusi di Nusa Penida, tarif Pura Besakih, sampai larangan pendakian gunung.
"Ini sekarang sedang kami formulasikan untuk disampaikan secara holistik dan tidak secara sepotong-sepotong. Sehingga nanti pemahaman publik tidak misleading," tutur Sandiaga.
Selain itu, Sandiaga juga memastikan semua kebijakan itu bermuara pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Oleh karena itu, aspek konservasinya mesti dijaga. Dia sepakat bahwa pariwisata Bali sekarang menuju pariwisata yang berbasis budaya, berkualitas, bermartabat, berkelanjutan.
(wiw)