Wanita Transgender Keturunan Belanda-Maluku Jadi Miss Netherland 2023

Rikkie Valerie Kollé dinobatkan sebagai Miss Netherland 2023. Kolle adalah menjadi wanita transgender pertama yang meraih gelar Miss Netherlands.

Setelah memenangkan kontes kecantikan tersebut pada Sabtu, Kollé akan maju untuk mewakili tanah airnya di Belanda di kontes Miss Universe, yang akan berlangsung di El Salvador akhir tahun ini.

Wanita berusia 22 tahun itu dimahkotai oleh pendahulunya, Ona Moody, di atas panggung Teater AFAS di Leusden.

"Saya Berhasil !!!!!" kata model itu dalam sebuah posting di Instagram.

"Ya, saya trans dan saya ingin membagikan cerita saya, tetapi saya juga Rikkie dan itulah yang penting bagi saya," tulis Kollé.

[Gambas:Instagram]

"Dan di manapun kamu berada di dunia ini, aku ingin berada di sana untukmu dan menjadi contoh yang aku rindukan saat aku masih kecil."

Kollé, adalah seorang transgender keturunan Belanda dan Maluku, berasal dari kota Breda, antara Rotterdam dan Antwerp.

Dia berkata dia ingin menjadi suara dan panutan bagi wanita muda dan orang banyak. Hal ini menginspirasinya lantaran dia sempat merasa tidak didukung setelah mengaku sebagai transgender di usia muda. Dia ingin meninggalkan kisah-kisah penderitaan di masa lalu.

Meski dia menjadi trangender pertama di Miss Netherlands, tapi dia bukan kontestan transgender pertama di Miss Universe.

Angela Ponce menjadi kontestan transgender pertama dalam kontes tersebut ketika ia mewakili Spanyol pada 2018. Kompetisi berusia 71 tahun ini pertama kali mengizinkan kontestan transgender pada 2012.

Lebih banyak wanita trans telah berkompetisi di kontes pendahuluan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, mantan Miss Nevada Kataluna Enriquez menjadi kontestan trans pertama dalam kontes Miss USA. Wanita trans dan aktivis Daniela Arroyo González akan bersaing untuk gelar Miss Universe Puerto Rico tahun ini bulan depan.

Mogul bisnis Thailand Anne Jakrajutatip, seorang aktivis trans yang juga transgender, membeli Organisasi Miss Universe tahun lalu. Dia mengatakan dia berkomitmen untuk memajukan organisasi sebagai platform inklusif dan ingin mengubah merek untuk generasi berikutnya.

"Saya tidak lagi menyebut Miss Universe sebagai kontes kecantikan," kata CEO JKN Global itu kepada Metro Weekly pada Januari lalu, dikutip dari NPR.

"Saya menyebutnya kompetisi pemberdayaan perempuan."