Kematian aktor sekaligus legenda Kungfu Bruce Lee pada 20 Juli 1973 silam mengejutkan seluruh dunia.
Menjelang peringatan ke 50 tahun kematian sang legenda, para penggemar kembali mengingat beberapa teori yang beredar untuk menjelaskan kematiannya.
Hingga kini, para penggemar Lee terus berdua dan memberikan penghormatan emosional kepada legenda seni bela diri itu. Namun mereka masih belum benar-benar mengetahui penyebab kenapa dia meninggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat kematiannya, para dokter mengungkapkan adanya penumpukan cairan di otak Lee sebagai penyebab resmi kematiannya. Namun mereka tidak memberikan penjelasan yang jelas mengapa akumulasi cairan yang berlebihan itu bisa terjadi.
Dilansir dari South China Morning Post, berikut empat teori terkenal mengenai penyebab kematian Bruce Lee.
Ketika Lee meninggal pada 1973, dia baru berusia 32 tahun.
Pada saat itu, para dokter di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Hong Kong mengaitkan kematiannya dengan oedema serebral atau pembengkakan otak. Kondisi yang mengancam jiwa ini merupakan cara tubuh bereaksi terhadap trauma, stroke, atau infeksi.
Menurut artikel Post tertanggal 19 September 1973, jejak ganja ditemukan di perut dan usus kecil Lee saat dia meninggal. Akibatnya, beberapa dokter Hong Kong percaya bahwa pembengkakan otak tersebut dapat disebabkan oleh konsumsi ganja.
Lee sebelumnya telah didiagnosis menderita pembengkakan otak pada 10 Mei, hanya dua bulan sebelum kematiannya, setelah ia pingsan di sebuah studio film dan berada dalam kondisi kritis.
Pada saat itu, Lee sedang mengisi suara untuk film Enter the Dragon. Aktor ini telah menelan ganja, pingsan di kamar mandi, kemudian muntah dan pingsan lagi sebelum dia dibawa ke rumah sakit.
Di sana, dia dirawat oleh ahli bedah saraf Peter Wu, yang percaya bahwa penggunaan ganja merupakan faktor potensial dalam pembengkakan otak Lee.
Namun, ini tetap menjadi sebuah spekulasi. Tidak ada hubungan sebab akibat yang pernah didokumentasikan antara penggunaan ganja dan edema serebral atau pembengkakan otak.
Sesaat sebelum Lee meninggal, dia berada di rumah aktris Betty Ting Pei di Beacon Hill Road, di Kowloon, Hong Kong, dan mengeluh sakit kepala parah.
Dia mengisap ganja dan Ting memberi Lee pil Equagesic, yang mengandung meprobamate dan aspirin, untuk menghilangkan rasa sakitnya. Dia kemudian berbaring untuk beristirahat, tetapi Ting tidak dapat menyadarkan Lee pada malam harinya.
Ahli patologi terkemuka Robert Donald Teare, yang merupakan seorang profesor kedokteran forensik di University of London pada saat itu, mengusulkan bahwa kondisinya adalah hipersensitivitas terhadap aspirin atau meprobamat dalam obat tersebut, atau kombinasi keduanya, yang menyebabkan edema serebral.
Teori ini dikuatkan oleh Ray Richard Lycette, seorang ahli patologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth yang melakukan bedah mayat terhadap Lee, menurut artikel Post dari bulan September 1973.
Namun, seperti halnya teori penggunaan ganja, aspirin atau meprobamate tidak dapat dipastikan sebagai penyebab kematian karena keduanya tidak diketahui menyebabkan pembengkakan otak. Ting juga mencatat bahwa Lee pernah menggunakan Equagesic sebelumnya.
Dalam biografinya yang berjudul Bruce Lee: A Life, penulis Matthew Polly mengajukan teori lain atas penyebab kematiannya, yakni sengatan panas atau heatstroke.
Dalam dua bulan sebelum kematiannya, Lee telah kehilangan 15 persen berat badannya karena terlalu banyak bekerja, dan berat badannya hanya 54 kg (119 pon).
Sang aktor juga telah mengangkat kelenjar keringat dari ketiaknya beberapa bulan sebelumnya untuk menghindari ketiak yang berkeringat di layar, sehingga kemampuan tubuhnya untuk menghilangkan panas akan lebih rendah dari biasanya. Hal ini diungkapkan lewat biografi yang ditulis oleh Polly.
Pada tanggal 10 Mei, ketika Lee pingsan saat mengisi suara untuk film Enter the Dragon, pendingin ruangan di ruang pengisian suara telah dimatikan untuk menghindari masalah suara pada rekaman.
Pada waktu itu, sang aktor menunjukkan suhu tubuh yang tinggi, lemas, muntah, kehilangan kesadaran, dan banyak lagi, semua gejala yang konsisten dengan gejala heatstroke.
Polly percaya bahwa pingsannya Lee yang kedua kalinya bisa saja terjadi karena keadaan yang sama. Sementara, kepanasan bisa saja menjadi penyebab sakit kepala yang disebutkan oleh Lee pada hari kematiannya.
Pada bulan Desember 2022, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Kidney Journal mengklaim bahwa penyebab sebenarnya dari kematian Lee bisa jadi karena hiponatremia, yang terjadi ketika konsentrasi natrium yang rendah di dalam darah.
Lihat Juga : |
Para peneliti studi ini, sekelompok dokter dari Autonomous University di Madrid, Spanyol, menyatakan bahwa Lee mungkin minum terlalu banyak air, yang dapat menyebabkan rendahnya kadar natrium dalam darahnya dan menyebabkan dia tidak dapat mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis atau keseimbangan air.
Ketika meninggal, gaya hidup Lee ini telah menempatkannya pada risiko hiponatremia.
Lee dilaporkan memiliki "asupan cairan kronis" karena pola makannya yang berbasis alkohol dan jus, merokok ganja, dan juga pernah mengalami kerusakan ginjal.
"Kami berhipotesis bahwa Bruce Lee meninggal karena suatu bentuk disfungsi ginjal tertentu: ketidakmampuan untuk mengeluarkan air yang cukup untuk mempertahankan homeostasis air," tulis para peneliti.
Menurut mereka, hal ini dapat menyebabkan hiponatremia, pembengkakan otak, dan kematian dalam beberapa jam jika asupan air berlebih tidak diimbangi dengan ekskresi air melalui urin.
"Mengingat hiponatremia sering terjadi, seperti yang ditemukan pada hingga 40 persen orang yang dirawat di rumah sakit, dan dapat menyebabkan kematian karena konsumsi air yang berlebihan bahkan pada orang muda yang sehat, ada kebutuhan untuk penyebaran yang lebih luas tentang konsep bahwa asupan air yang berlebihan dapat membunuh."
(del/bmw)