Studi Ungkap Cara Ampuh Hilangkan Kebiasaan Menggigiti Kuku

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Jul 2023 18:20 WIB
Ilustrasi menggigit kuku. Foto: iStock/precinbe
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebiasaan menggigiti kuku sebenarnya bisa dihilangkan dengan cara sederhana. Sebuah studi mengungkap teknik sederhana dengan cukup memberikan sentuhan lembut pada kulit. Seperti apa?

Secara tidak sadar, orang terbiasa menggigiti kuku, mencabut rambut, menggigit bibir, dan mencabut kulit. Semua kebiasaan ini masuk dalam perilaku berulang yang berfokus pada tubuh (body-focused repetitive behavior/BFRB).

Penelitian terbaru oleh Steffen Moritz, kepala neuropsikologi klinis di departemen psikiatri dan psikoterapi University Medical Center Hamburg-Eppendorf Jerman, mungkin bisa jadi solusi.

"Sebenarnya kebanyakan orang menunjukkan salah satu kebiasaan ini selama hidup mereka, terutama menggigit kuku, sampai taraf tertentu, tetapi semua itu bisa menjadi masalah jika dilakukan secara berlebihan," kata Moritz seperti dilaporkan CNN.

Dalam riset yang diterbitkan jurnal medis JAMA Dermatology baru-baru ini, Moritz dan tim membeberkan cara sederhana menghilangkan kebiasaan ini yakni dengan mempraktikkan teknik penggantian kebiasaan.

Ada beberapa cara berbeda yakni, membelai telunjuk dan jari tengah dengan ibu jari dengan gerakan memutar, mengetukkan jari tengah dan telunjuk ke ibu jari, menyilangkan lengan dan membelai lengan bawah serta menyentuh dan melakukan gerakan memutar pada telapak tangan.

Moritz dan tim membuat video demonstrasi lalu meminta partisipan untuk memilih dan mempraktikkan. Ada sebanyak 268 partisipan dengan BFRB berusia 18-80 tahun. Dari total partisipan, separuhnya diberi panduan gerakan.

Setelah enam minggu, 54 persen kelompok yang mempraktikkan teknik melaporkan perkembangan lebih baik dibanding kelompok kontrol.

"Kami tidak tahu seberapa berkelanjutan efeknya. Kami tidak melakukan penilaian tatap muka yang tepat," jelas Moritz.

Kendati demikian, psikoterapis Stacy Nakell berpendapat penelitian ini tetap punya kekuatan. Menurutnya, riset mengakui fungsi BFRB sebagai pengaturan emosi

Nakell menyebut teknik penggantian kebiasaan yang dikembangkan Moritz bisa membantu.

Sementara itu, dia melihat teknik ini hanya bagian dari misteri pengobatan BFRB yang lebih besar. Orang musti menemukan akarnya jika ingin kebiasaan ini hilang.

"Jika Anda tidak mengobati akarnya, maka salah satu dari dua hal akan terjadi - baik orang melakukan perilaku bermasalah lainnya atau kemudian merasa sangat kecewa ketika efek jangka pendek dari pengobatan yang lebih berfokus pada gejala hilang," jelasnya.

(els/dna)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK