Influencer Rusia Meninggal, Diet Vegan Sehat Gak Sih? Ini Kata Dokter

CNN Indonesia
Jumat, 04 Agu 2023 05:40 WIB
Dokter gizi menjelaskan tentang diet vegan dan aturannya menyusul kabar influencer vegan Rusia meninggal diduga karena kelaparan usai jalani diet ekstrem.
Ilustrasi. Kematian influencer vegan Rusia Zhanna Samsonova meninggalkan pertanyaan apakah diet vegan sehat atau berbahaya. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Influencer vegan Rusia Zhanna Samsonova meninggal diduga karena kelaparan usai menjalani diet ekstrem. Insiden itu lantas menimbulkan pertanyaan, apakah diet vegan menyehatkan atau justru berbahaya?

Dokter spesialis gizi Johanes Casay Chandrawinata menjelaskan, sebenarnya diet vegan tidak berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Namun akan jadi berbahaya jika terlalu membatasi asupan makanan seperti yang dilakukan Samsonova.

Samsanova diketahui membatasi menu makannya hanya terdiri dari buah-buahan, kecambah biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus selama lima tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Johanes, diet yang dianut Samsonova termasuk diet ekstrem di mana pangan yang dikonsumsi hanya sayur atau buah, sehingga kalori sangat minim dan cenderung kurang nutrisi.

"Dia mengalami malnutrisi cukup berat. Sayur dan buah ini elektrolit, mineral dan vitamin banyak. Tapi asupan karbohidrat [bisa] dari buah, ini sedikit. Protein dan lemak sedikit. Ini menyebabkan malnutrisi, daya tahan tubuh menurun, [timbul masalah kesehatan] sampai meninggal bisa," jelas Johanes lewat sambungan telepon dengan CNNIndonesia.com, Kamis (3/8).

Diet vegan sebenarnya aman dilakukan selama tiga komponen utama nutrisi terpenuhi yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Johanes berkata umumnya bahan pangan nabati memberikan karbohidrat yang baik.

Kemudian lemak bisa diperoleh dari kacang-kacangan dan protein akan didapat dari lentil, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Campuran beragam bahan pangan nabati mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Kebutuhan protein pun bisa lengkap asal pilihan bahan pangan beragam.

Hal ini sekaligus menepis mitos bahwa penganut diet vegan tidak memperoleh asupan protein lengkap.

"Dulu ada anggapan diet vegan itu ada kekurangan amino esensial. Sekarang mitos aja. Kita bisa mendapat 100 persen asupan protein termasuk asam amino esensial," katanya.

Johanes berkata asupan protein bisa lengkap kalau Anda mengonsumsi beragam bahan pangan sehingga bisa saling melengkapi nutrisi. Bahan pangan mesti bervariasi, bukan itu-itu saja.

"Tempe, misal, memang memberikan asupan protein buat tubuh tapi kalau tempe terus, tentu proteinnya kurang lengkap. Anda perlu bervariasi dengan bahan pangan sumber protein lain."

Bisa bermasalah

Johanes menyebut diet vegan bisa membawa masalah kesehatan kalau asupan nutrisi tidak seimbang, apalagi dilakukan secara ekstrem seperti Samsonova.

Saat kalori sangat rendah, daya tahan tubuh menurun, dan gampang sakit. Kemudian orang bisa mengalami gangguan keseimbangan elektrolit.

"Ini bahaya karena bisa henti jantung. Irama jantung, denyut jantung enggak teratur. Semua faktor ini bisa menimbulkan kematian," katanya.

Johanes menyarankan agar diet dilakukan di bawah pengawasan dokter gizi sehingga kebutuhan nutrisi terjaga dan tidak sampai kekurangan kalori.

Diet vegan bisa baik dan menyehatkan buat semua orang. Namun untuk orang dengan riwayat penyempitan saluran cerna, dia tidak menyarankan melakukan diet ini.

Dia menjelaskan diet vegan merupakan diet yang kaya asupan serat tidak larut (insoluble fiber).

"Kalau ada riwayat penyempitan saluran cerna, serat tidak larut ini yang bahaya. Karena tidak larut, dia bisa menghambat," imbuhnya.

(els/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER