Kupu-kupu Terbang dan Kilau Pukau Koleksi Anrealge-Undercover
Serahkan konsep-konsep inovatif dalam dunia mode yang bikin mata melotot terpukau pada desainer Jepang. Mereka jagonya.
Sejak era Kenzo, Rei Kawakubo, dan Yohji Yamamoto, Jepang terus menjadi sumber kreativitas menakjubkan selama pentas akbar pekan mode. Pembawa obor terbaru dari tradisi ini adalah Anrealage oleh Kunihiko Morinaga dan Undercover oleh Jun Takahashi.
Anrealage, label yang menimbulkan sensasi viral tahun lalu dengan gaunnya yang berubah warna, kembali ke kancah mode Paris untuk koleksi Spring/Summer 2024. Anrealage melanjutkan kesuksesan sebelumnya dengan konsep inovatif serupa.
Setelah sebuah mantel dikenakan oleh Beyonce dalam tur "Renaissance"-nya, Morinaga kini menggunakan bahan unik yang bisa memantulkan cahaya.
Lihat Juga :LAPORAN DARI PARIS Maria Grazia Chiuri dan Koleksi Dior Penuh Pesan |
Saat kain terpantul cahaya, efek prisma yang memukau mengubah warna pun muncul. Perubahan itu terjadi saat lampu kilat kamera digunakan dari jarak dekat. Voila! Gaun putih polos itu berubah menjadi warna yang sama sekali berbeda.
Meski hal ini mungkin tak tampak terlalu revolusioner, namun ada dua aspek penting yang perlu dicatat. Yaitu perkembangan material dan tantangan terhadap gagasan konvensional tentang pakaian.
Di zaman kiwari, industri mode yang inovatif ini berkembang pesat dengan memadukan dan mendaur ulang ide serta konsep yang telah ada sebelumnya. Namun, hiruk-pikuk dalam dunia mode didorong oleh perkembangan bahan-bahan baru yang mendobrak batas tentang apa yang bisa dikenakan. Ingatkah Anda saat Coperni memperkenalkan pakaian semprot pada musim lalu?
Bahan-bahan inovatif tersebut memberikan kesegaran dalam dunia mode di zaman kiwari. Menghidupkan kembali imajinasi tentang apa pun yang mungkin terjadi. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini.
Jun Takahashi membawa semangat inovasi ini ke tingkat yang lebih tinggi dengan koleksi Undercover untuk Spring 2024. Visi kreatifnya merupakan bukti bahwa fesyen menjadi medium seni dan emosi.
Tengok saja ballgown karya Takahashi yang berbentuk terarium. Ia tampil lengkap dengan kupu-kupu hidup yang terkadang terbang dan buket bunga. Kupu-kupu dilepaskan setelah pertunjukan usai.
Konstruksi melingkar pada gaun yang terinspirasi dari terarium menciptakan ruang hidup di dalamnya, menawarkan pengalaman yang tenang dan mendalam bagi para penonton. Sebagai penghormatan yang mengharukan kepada teman-temannya yang telah meninggal, Takahashi memberikan kehidupan pada benda yang tadinya tak bernyawa-pakaian-dan memberinya vitalitas yang luar biasa.
"Pakaian mengalir seperti kenangan yang memudar. Dunia nyata muncul dan menghilang dalam kegelapan," tulisnya dalam sebuah puisi sebagai shownote.
Meski tak praktis dikenakan, namun konsep organisme yang hidup berdampingan dengan pakaian sejatinya benda mati merupakan pernyataan yang sungguh puitis.
Koleksi Undercover sendiri dimulai dengan rangkaian mantel, jas, dan celana berbalut tulle. Tak cuma mempesona dengan inovasi artistiknya, tapi Undercover juga memberikan rasa perlindungan.
Hal ini mengingatkan kita kembali pada fungsi inti dari sebuah pakaian, yakni untuk memberikan perlindungan. Di tangan Takahashi, fesyen tak cuma sekadar estetika, tapi juga penghormatan terhadap kehidupan dan perayaan hubungan mendalam antara manusia dan pakaian.
(asr/asr)