Rumor Direktur Kreatif Tremaine Emory meninggalkan raksasa fashion streetwear Supreme sudah terdengar sejak lama. Namun rumor tersebut kini telah dikonfirmasi.
Emory keluar dari Supreme tersebut setelah satu setengah tahun menjabat sebagai direktur kreatifnya atas tuduhan bahwa "rasisme sistematis dalam struktur Supreme," dalam sebuah surat yang dilihat oleh publikasi tersebut. Namun, Emory belum memberikan pernyataan resmi soal kepergiannya dari Supreme.
Juru bicara Supreme pun mengonfirmasi kepergian Emory dari label tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emory adalah direktur kreatif pertama Supreme. Penunjukan tersebut merupakan langkah besar setelah Supreme diakuisisi oleh pemilik North Face, VF Corp pada tahun 2020.
Menurut surat pengunduran dirinya, keputusan Emory untuk keluar adalah karena "ketidakmampuan manajemen senior untuk berkomunikasi" dengannya mengapa terjadi pembatalan kolaborasi dengan artis kulit hitam besar Amerika Arthur Jafa.
Emory juga mengklaim bahwa mereka tidak dapat memberinya "visibilitas penuh atas alasan di balik hal tersebut."
"Hal ini menyebabkan saya sangat tertekan dan juga keyakinan bahwa rasisme sistematis berperan dalam struktur Supreme." Menanggapi klaim tersebut, Supreme mengatakan kolaborasi tersebut belum dibatalkan meski belum dirilis juga.
"Meskipun kami menanggapi kekhawatiran ini dengan serius, kami sangat tidak setuju dengan karakterisasi Tremaine terhadap perusahaan kami dan penanganan proyek Arthur Jafa, yang belum dibatalkan. Ini adalah pertama kalinya dalam 30 tahun perusahaan mendatangkan direktur kreatif. Kami kecewa hal itu tidak berhasil pada Tremaine dan mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan," tulis pernyataan dari Supreme kepada BoF dikutip dari Hypebeast.
(chs)