Alat Bedah Caesar 'Tertinggal' di Perut Wanita Selandia Baru
Sebuah alat bedah seukuran piring 'tertinggal' di perut wanita Selandia Baru usai persalinan secara caesar.
Seorang wanita mengeluhkan sakit kronis selama berbulan-bulan. Rangkaian pemeriksaan termasuk rontgen tidak memberikan jawaban. Baru setelah dia ke unit gawat darurat, sumber masalah ditemukan.
Ia menjalani CT scan perut pada 2021. Menurut laporan Health and Disability Commissioner Selandia Baru, ada alat bedah seukuran piring berdiameter 17 cm di perut wanita tersebut.
Alat bedah ini disebut retraktor Alexis (AWR) atau perangkat silinder dengan lapisan tembus pandang untuk menarik tepi luka selama operasi.
Perangkat 'tertinggal' di perut setelah proses persalinan di Auckland City Hospital pada 2020.
Dalam sebuah laporan yang dirilis Senin (4/9), komisioner Morag McDowell menyatakan Te Whatu Ora Auckland (Dewan Kesehatan Distrik Auckland) melanggar kode hak pasien.
"Sebagaimana tercantum dalam laporan saya, perawatan yang diberikan jauh di bawah standar yang sesuai dalam kasus ini dan mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan bagi wanita tersebut," kata McDowell seperti dilaporkan CNN.
Laporan menyebut wanita itu menjalani operasi caesar karena kekhawatiran akan plasenta previa atau kondisi plasenta menutupi seluruh atau sebagian pembukaan rahim.
Sementara operasi pada 2020 tidak memasukkan AWR dalam instrumen bedah. Seorang perawat berkata pada Health and Disability Commissioner bahwa kemungkinan "karena fakta bahwa Alexis retractor tidak masuk ke dalam luka karena setengah retraktor harus tetap berada di luar pasien sehingga tidak berisiko tertahan".
Di sisi lain, Mike Shepherd, direktur operasi grup Te Whatu Ora Health Selandia Baru untuk Te Toka Tumai Auckland meminta maaf atas kesalahan tersebut.
"Kami ingin ingin meyakinkan masyarakat bahwa insiden seperti ini sangat jarang terjadi, dan kami tetap yakin dengan kualitas perawatan bedah dan persalinan kami," katanya.
(els/pua)