Wanita Ini Digiring ke Luar Pesawat Karena Diabetes dan Berkeringat

CNN Indonesia
Jumat, 13 Okt 2023 15:00 WIB
Helen Taylor, wanita berusia 56 tahun dari Durham di Inggris, mengaku dikeluarkan dari penerbangan pada Senin, (2/10) karena tubuhnya yang berkeringat.
Ilustrasi. Seorang wanita di Inggris dikeluarkan dari pesawat karena diabetes dan berkeringat. (hxdyl/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Helen Taylor, wanita berusia 56 tahun dari Durham di Inggris, mengaku dikeluarkan dari penerbangan pada Senin, (2/10) karena tubuhnya yang berkeringat.

Ia bersama suaminya berencana untuk liburan singkat ke Roma dan sudah dijadwalkan terbang pada 2 Oktober 2023 menggunakan maskapai Jet2 dari Bandara Internasional Newcastle.

Pasangan ini telah mengeluarkan dana $3.500 atau sekitar hampir Rp55 juta untuk perjalanan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat mengatakan akan pergi ke toilet, Helen tidak dipermasalahkan apa pun. Namun, ketika keluar toilet, ia berkeringat dan mengaku sedikit pusing.

Helen diketahui sedang mengalami menopause dan menderita diabetes tipe 2. Kondisi ia ungkapkan ketika pramugari menanyakan keadaannya.

"Pramugari melihat dan bertanya, 'Apakah kamu baik-baik saja?' dan saya berkata, 'Saya baik-baik saja, saya baru saja makan setelah tidak makan sepanjang hari dan saya menderita diabetes tipe 2, jadi ini hanya peningkatan kadar gula darah saya," kata Helen kepada Chronicle Live.

"Yang saya butuhkan hanyalah duduk dan minum air dan saya akan baik-baik saja," tambahnya.

Selain itu, ia menyampaikan kepada pramugari bahwa ia juga mengalami menopause yang membuatnya berkeringat, dan dua menit kemudian keringatnya bercucuran seperti hujan.

Helen mengatakan bahwa pramugari kemudian kembali dan berkata bahwa pihak maskapai harus melakukan pemeriksaan medis padanya sambil menanyakan nama dan kondisi Helen.

Pramugari itu kembali setelah 10 menit dan meminta Helen untuk turun dari pesawat karena dianggap berisiko untuk terbang.

"Saya berkata, 'Kenapa dengan menderita diabetes? Apakah saya terlihat sakit sekarang?," tanya Helen. Pramugari pun menegaskannya kembali untuk tidak melanjutkan terbang.

Ia kemudian pergi menemui kapten pesawat yang menurutnya kapten itu terlihat setuju bahwa ia terlihat sehat. Akan tetapi, kapten itu juga menyetujui kru pesawat untuk membimbing ia dan suaminya turun dari pesawat.

Pasangan itu mengatakan bahwa mereka "digiring melewati bandara" dan diminta mengembalikan pembelian bebas bea, juga menjalani interogasi oleh Pengawas Perbatasan. Lalu harus mengambil koper dan pulang menggunakan Uber.

Gagalnya keberangkatan ini juga membuat mereka harus menghubungi hotel dan transportasi yang dipesan sebelumnya untuk mengabarkan bahwa mereka batal datang.

"Saya belum pernah mendengar sesuatu yang begitu konyol dalam hidup saya," kata Helen. Saya tidak percaya bagaimana kami diperlakukan. Benar-benar gila. Mereka tidak bisa melakukan ini terhadap orang lain," kata Helen.

Helen, yang bekerja sebagai guru kesehatan dan kepedulian sosial, mempertanyakan mengapa tidak ada bantuan medis atau bantuan mobilitas yang diberikan saat turun dari pesawat jika dia dinyatakan tidak layak untuk terbang?

"Mereka mengambil keputusan berdasarkan bukti yang tidak berdasar karena mereka bukan dokter. Mereka tidak memberikan bantuan medis atau mobilitas apa pun saat turun dari pesawat, di landasan, atau melewati bandara. Atau bantuan apa pun terkait tas. Dan saat itulah mereka mengatakan saya tidak layak untuk terbang," jelas Helen.

Helen mengatakan dia telah mencoba menghubungi Jet2 beberapa kali, baik di bandara pada hari Senin dan pada hari-hari berikutnya untuk mengajukan keluhan dan mendapatkan pengembalian uang sebesar £1.800.

"Perusahaan asuransi kami mengatakan mereka tidak akan memberi kami apa pun karena Jet2 yang mengeluarkan kami, oleh karena itu Jet2 yang perlu membayar kompensasi," ujarnya.

Helen mengaku sering terbang menggunakan Jet2 untuk liburan pendek, bahkan sudah memesan untuk agenda tahun depan, tetapi tidak pernah mengalami masalah seperti yang dialaminya itu.

"Saya ingin mengungkapkan hal ini, semoga Jet2 berpikir dua kali sebelum melakukan hal ini kepada orang lain," ungkap Helen.

Sementara itu, pihak Jet2 mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah bekerja sama dengan spesialis penerbangan medis independen.

"Kru kami mengambil keputusan ini karena kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan pelanggan kami selalu menjadi prioritas utama kami," ungkap juru bicara Jet2.

"Namun, setelah menyelidiki lebih lanjut sebagai prioritas mutlak, kami telah menghubungi Nona Taylor untuk meminta maaf dan mengembalikan uang liburannya sebagai isyarat niat baik," tambahnya.

Bandara Internasional Newcastle, menanggapi bahwa hal itu merupakan urusan antara maskapai dan penumpang.

(dhs/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER