Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang tiga bakal calon presiden dalam jamuan makan siang di Istana Negara, Senin (30/10). Di momen ini, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto kompak mengenakan batik motif parang.
Meski kompak dengan motif batik yang sama, batik ketiganya punya warna yang berbeda-beda. Warna yang dikenakan ketiganya juga terkesan teduh.
Ganjar mengenakan batik parang warna merah, Prabowo mengenakan batik parang warna cokelat muda, sementara Anies memakai batik parang warna cokelat gelap.
Sementara Jokowi yang mengenakan batik dengan motif yang mirip motif kontemporer warna biru itu tampak lebih mencolok dibanding warna lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa makna batik motif parang yang dikenakan tiga bakal calon presiden dalam pertemuan tersebut?
Motif batik Indonesia banyak sekali jenisnya. Salah satu yang paling dikenal masyarakat dan bisa dibilang menjadi motif paling tua di Indonesia adalah motif parang. Motif ini disebut-sebut sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Melansir berbagai sumber, parang sendiri diambil dari kata pereng yang berarti lereng. Bentuk motif parang sendiri memang seperti lereng gunung, yakni huruf S yang dibuat bertautan satu sama lain hingga berbentuk diagonal seperti lereng.
Garis yang dibuat dalam motif parang ini juga digambarkan menurun dari tinggi ke rendah. Motifnya saling bersusun, jalin menjalin, tidak terputus memperlihatkan kesinambungan.
Huruf S pada motif ini konon terinspirasi dari ombak di laut. Kerap disamakan dengan kobaran semangat yang tidak padam.
![]() |
Jika dilihat maknanya, batik motif parang memiliki makna yang cukup dalam. Selain menjadi motif batik paling tua, motif parang juga memiliki makna agar tidak pernah menyerah, selalu bersemangat, dan tidak pernah berhenti bergerak.
Batik ini juga menggambarkan jalinan yang tidak putus. Baik itu soal perbaikan diri, perjuangan, kesejahteraan, hingga jalinan keluarga.
Dalam konteks pertemuan antara Jokowi dan tiga calon presiden, bisa jadi maknanya mirip dengan makna saat orang tua memberi batik motif parang pada anaknya.
Maknanya yaitu agar melanjutkan perjuangan, penghormatan, dan cita-cita serta kesetiaan pada nilai-nilai yang ada.
Menukil sumber lainnya, motif ini juga disebut kerap digunakan oleh para raja Jawa dan ksatria Jawa di masa lalu. Mereka mengenakan batik motif parang ini dengan tujuan berperang melawan hawa nafsu setiap hari dan terus-menerus.
Motif parang juga menggambarkan perang. Namun perang yang terjadi bukan sesama manusia melainkan perang melawan diri sendiri, hawa nafsu yang ada di diri sendiri.
Dengan menggunakan pakaian batik motif parang, seolah menggambarkan bahwa diri saat ini sedang berperang melawan hawa nafsu yang ada di dalam diri sendiri.
Lalu apa makna batik kontemporer yang terlihat dikenakan Jokowi di pertemuan itu?
Motif kontemporer sebenarnya merupakan batik yang tidak memiliki makna sendiri. Batik ini tidak seperti motif parang yang klasik dan memiliki simbol pemaknaan yang dalam, motif kontemporer lebih mengedepankan estetika dan pewarnaan yang cerah.
Motif jenis ini juga tidak terikat dari daerah mana batik berasal. Hal yang dikedepankan adalah perpaduan warna yang indah dan menyatu serta motif yang lebih luas dan beragam.
(tst/pua)