Dalam Islam, pemimpin dan ukhuwah Islamiyah merupakan dua pilar penting yang tidak dapat dipisahkan. Pemimpin memiliki peran penting dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran umat, sedangkan ukhuwah Islamiyah menjadi pondasi yang kokoh untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat.
Dalam konteks kehidupan umat muslim, pemimpin menjadi sosok yang sangat vital dan memiliki tanggung jawab yang begitu besar.
Pemimpin atau dalam Islam disebut ulul amri bertugas untuk menciptakan kemaslahatan umat. Di tangan seorang pemimpinlah, masa depan rakyat ditentukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itulah, seorang kandidat pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria ketat yang meliputi aspek moralitas, integritas, kepribadian, karakter, dan rekam jejak. Aspek-aspek tersebut nantinya akan menentukan sepak terjang saat menjalankan kepemimpinan.
Dalam surah Al-Baqarah ayat 30 sudah memberi penjelasan tentang pentingnya peran seorang pemimpin.
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? Dia berfirman, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Sementara itu, Rasulullah bersabda, "Siapa yang taat kepadaku maka berarti taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat kepadaku berarti maksiat kepada Allah, dan siapa yang taat kepada pimpinan yang aku angkat, berarti taat kepadaku, dan siapa melanggar pemimpin yang aku angkat, berarti melanggar aturanku." (HR Bukhari).
Tak hanya itu seorang pemimpin yang baik juga adalah yang mampu mewujudkan Ukhuwah Islamiyah di tengah umat. Pemimpin tersebut harus memiliki integritas dan moralitas yang tinggi, serta mampu menjadi teladan bagi umat.
Pemimpin yang seperti ini akan mampu membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antar umat Islam, terlepas dari perbedaan suku, ras, atau golongan.
Ukhuwah Islamiyah merupakan fondasi yang kokoh untuk mewujudkan kebangkitan umat Islam karena menjadi pengikat persaudaraan antar sesama umat Islam.
Konsep ini mengajarkan bahwa setiap muslim merupakan saudara bagi muslim lainnya dan menjadi salah satu tujuan besar yang hendak dicapai oleh syariat.
Untuk itu, Ukhuwah Islamiyah menjadi fondasi dan tali keimanan yang paling kokoh. Dengan ukhuwah Islamiyah yang kuat, umat Islam akan mampu bersatu padu dan saling bahu-membahu dalam menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan internal maupun eksternal.
Rasulullah SAW bersabda, "Tali Iman yang paling kuat adalah saling berkasih-sayang karena Allah, memusuhi karena Allah, mencintai karena Allah, dan membeci karena Allah."
Namun, di masa yang tidak mudah ini, komitmen menjaga ukhuwah tengah diuji dan begitu banyak tantangan di depan mata yang nyata mampu menggiring pada perpecahan.
Misalnya konflik Israel dan Palestina yang menjadi salah satu contoh kondisi yang menimbulkan perpecahan. Situasi di Palestina dan Gaza saat ini sangat memprihatinkan, karena ribuan orang, baik orang tua, wanita, dan anak-anak menjadi korban kekejaman Israel.
Pertumpahan darah akibat serangan tidak manusiawi terus berlanjut. Padahal, Rasulullah SAW sudah mengingatkan umatnya, bahwa darah seorang muslim itu suci, bahkan lebih suci dari ka'bah.
Karenanya manifestasi dari Ukhuwah Islamiyah yang diperintahkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah wajib diwujudkan dengan sikap dan perbuatan nyata. Mulai dari solidaritas terhadap saudara muslim yang menderita, mencintainya, menolongnya, peduli, hingga berempati terhadap penderitaannya, dan membelanya.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembahasan tentang pemimpin dan Ukhuwah Islamiyah ini, umat muslim bisa hadir ke acara Gapai Kemuliaan Roadshow yang digelar CNN Indonesia di Masjid BT Al-Amin, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (26/11) mulai pukul 15.00 sampai 21.30 WIB.
Acara Gapai Kemuliaan Roadshow ini dibagi menjadi 2 sesi tausiah. Tausiah sesi 1 pukul 16.00-17.30 WIB dan tausiah sesi 2 pukul 19.30-21.00 WIB.
Acara dengan tema 'Pemimpin dalam Islam' yang dipandu oleh host Miladia Rahma dan Eva Yunizar ini mendatangkan dua narasumber, yakni Dosen Institut Ilmu Al Quran Dr. KH. Haris Hakam dan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung Dr. KH. Tata Sukayat.
(ory)