AS Alami Lonjakan Pneumonia Anak, Klaim Tak Terkait Kasus di China

CNN Indonesia
Selasa, 05 Des 2023 10:00 WIB
Pejabat kesehatan di Ohio, AS melaporkan lonjakan kasus pneumonia pada anak-anak. Namun, para ahli menyebut tidak terkait dengan wabah yang di China.
Ilustrasi. AS juga melaporkan lonjakan kasus pneumonia anak, tapi mengklaim tak terkait dengan wabah misterius di China. (iStock/Kong Ding Chek)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pejabat kesehatan di Ohio, Amerika Serikat turut melaporkan adanya lonjakan kasus pneumonia pada anak-anak. Namun, para ahli menyebut kasus pneumonia di AS tidak terkait dengan wabah yang sedang terjadi di China baru-baru ini.

Dalam keterangan pers pada Kamis (30/11) lalu, para pejabat di Warren County, Ohio menyampaikan informasi terkini mengenai wabah tersebut dan mencatat bahwa 145 kasus telah dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia 3 hingga 14 tahun.

Sebagian orang menyebut kasus pneumonia ini anak ini sebagai "white lung syndrome" atau sindrom paru-paru putih. Gejala yang paling sering dialami meliputi batuk, demam, dan kelelahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter mengatakan sebagian besar kasus pneumonia akibat bakteri dapat diobati dengan antibiotik dan sebagian besar tidak memerlukan rawat inap.

Para pejabat juga mengatakan penyakit-penyakit yang baru-baru ini muncul tidak dicurigai sebagai virus pernapasan terbaru, melainkan peningkatan kasus pneumonia anak-anak pada umumnya.

"Belum ada bukti bahwa wabah ini ada hubungannya dengan wabah lain, baik di tingkat negara bagian, nasional, atau internasional," kata pernyataan itu melansir CBS News.

Mandy Cohen, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), turut menjawab pertanyaan tentang hal ini pada sidang komite DPR pekan lalu. Ia mengatakan tidak ada bukti adanya virus baru seperti COVID-19 dalam wabah di Tiongkok.

"Apa yang kami ketahui, sekali lagi, hingga hari ini adalah kami tidak percaya ini adalah patogen baru atau virus baru," katanya.

"Kami yakin semua ini ada, artinya COVID, flu, RSV, mikoplasma."

Mycoplasma pneumoniae adalah salah satu jenis bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia, dan diduga sebagai pemicu lonjakan kasus misterius di China.

"Mereka melihat adanya peningkatan," tambahnya. Dia mengatakan CDC telah bekerja sama dengan mitranya di China dan negara-negara lain untuk memantau situasi tersebut.

Serupa tapi tidak terkait

ilustrasi anak sakitIlustrasi. Para ahli di AS menyebut lonjakan pneumonia yang terjadi serupa dengan di China, namun tidak terkait. (iStockphoto/Suzi Media Production)

Céline Gounder, kontributor medis CBS News dan spesialis penyakit menular, mengatakan wabah di AS dan China serupa namun tidak ada hubungannya.

Dokter di Massachusetts juga melaporkan peningkatan kasus penyakit pernapasan. Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts mengatakan bahwa negara bagian tersebut mengalami "peningkatan moderat" dalam kasus pneumonia anak dalam beberapa minggu terakhir.

"Peningkatan ini sesuai dengan musim dan sejalan dengan tingkat pneumonia yang biasanya terjadi pada tahun ini sebelum pandemi COVID-19," kata pernyataan itu.

"Kasus pneumonia ini kemungkinan besar terkait dengan kombinasi virus pernapasan termasuk virus pernapasan syncytial (RSV), yang biasanya meningkat pada bulan-bulan musim dingin."

Pernyataan tersebut menambahkan bahwa "tidak ada bukti" kasus-kasus yang ditemukan di sana terkait dengan wabah mycoplasma pneumoniae di China.

"Mycoplasma adalah bakteri yang dapat menginfeksi paru-paru, dan sering menyebabkan apa yang disebut sebagai 'pneumonia berjalan'," jelas pernyataan tersebut.

Meskipun jenis pneumonia ini cenderung ringan pada remaja dan orang dewasa, namun bisa menjadi masalah pada bayi dan anak-anak.

Untuk mencegah anak-anak terkena infeksi paru-paru yang lebih serius seperti pneumonia, Gounder mengatakan yang terbaik adalah memberikan vaksinasi kepada anak-anak terhadap virus seperti flu, COVID, dan RSV.

(pua/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER