Buang air besar adalah proses alami tubuh. Tapi ternyata, tak semua orang perlu buang air besar setiap hari.
Ahli gastroenterologi Folasade May mengatakan, anggapan yang menyatakan bahwa setiap orang harus buang air besar setiap hari adalah sebuah kesalahpahaman.
"Saya harus mengingatkan orang-orang bahwa sebenarnya tidak ada jumlah buang air besar yang normal," ujar May, melansir CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gagasan soal buang air besar setiap hari adalah normal ditengarai muncul dari era Victoria. Kala itu, ada anggapan yang menyebutkan bahwa buang air besar setiap hari menjamin kesehatan.
"Kebanyakan orang akan buang air besar hingga tiga kali seminggu. Kami anggap itu normal," ujar May.
Frekuensi buang air besar tak menjadi satu-satunya indikator kesehatan. Lagi pula, frekuensi buang air besar dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pola makan, hidrasi, stres, usia, penggunaan obat, hingga kondisi sosial tertentu.
Lantas, bagaimana caranya mendeteksi buang air besar yang sehat?
Alih-alih mempersoalkan frekuensi, Anda lebih disarankan memperhatikan bentuk feses yang dikeluarkan tubuh.
"Bentuk feses, penampakan, atau konsistensi buang air besar sebenarnya merupakan kriteria yang jauh lebih baik daripada angka frekuensi," ujar ahli gastroenterologi lainnya Michael Camilleri.
![]() |
Banyak ahli kesehatan menilai kualitas feses berdasarkan Bristol Stool Chart. Data ini mengklasifikasikan feses menjadi tujuh kelompok.
Jenis kotoran yang sehat adalah feses yang berbentuk seperti sosis dengan permukaan agak retak atau seperti ular dan terlihat halus.
Yang harus diperhatikan juga adalah cara seseorang buang air besar. Jika seseorang harus bersusah payah mengejan untuk buang air besar, maka mungkin seseorang tersebut perlu mengubah pola hidupnya.
Lakukan pola makan yang sehat dengan mengonsumsi cukup serat daru sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Setidaknya, ada sekitar 25 gram serat yang dikonsumsi setiap hari.
Namun, hindari juga konsumsi serat berlebih. Pasalnya, asupan serat berlebih dikaitkan dengan perut kembung dan diare.
Selain itu, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi. Tubuh yang tetap terhidrasi dapat membantu melunakkan feses hingga bisa dikeluarkan tanpa mengejan.
(asr/asr)