Benarkah Permen Karet Bisa Bantu Berhenti Merokok?

CNN Indonesia
Rabu, 10 Jan 2024 07:00 WIB
Sebagian menganggap permen karet untuk berhenti merokok. Ahli menyebut permen karet bisa jadi salah satu elemen terapi untuk membantu orang berhenti merokok.
Sebagian menganggap permen karet untuk berhenti merokok. Ahli menyebut permen karet bisa jadi salah satu elemen terapi untuk membantu orang berhenti merokok.( iStockphoto/nyul)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian menganggap permen karet untuk berhenti merokok. Ahli menyebut permen karet bisa jadi salah satu elemen terapi untuk membantu orang berhenti merokok.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan permen karet bisa digunakan dalam upaya mengatasi adiksi, withdrawal dan perilaku.

"Orang merokok kan biasanya pegang rokok, lalu harus ada sesuatu di mulut. Itu diganti [dengan permen karet]. [Termasuk] terapi perilaku," kata Agus dalam webinar pada Selasa (9/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan dalam manajemen berhenti merokok ada empat elemen yakni, tatalaksana ketagihan, tatalaksana putus nikotin, tatalaksana perubahan perilaku dan tatalaksana dukungan lingkungan.

Penggunaan permen karet masuk dalam upaya perubahan perilaku. Agus berkata permen karet bisa menjadi pengganti batang rokok yang biasanya dipegang, kemudian mulut 'disibukkan' dengan mengunyah ketimbang menyelipkan batang rokok.

"Diganti permen karet atau diganti dengan yang lain sehingga enggak terbiasa pegang rokok. Bisa berkebun, menanam. Tapi memang enggak semua [bisa ditangani] dengan permen karet," jelasnya.

Menurut Agus, kunci dari berhenti merokok adalah komitmen. Dalam dunia manajemen berhenti merokok, lanjut dia, harus ada niat, motivasi. Di sini, ada semacam asesmen sehingga ditemukan skor niat atau motivasi seseorang berhenti merokok.

Jika skornya dinilai cukup, tenaga medis bisa membantu upaya berhenti merokok lebih mudah. Sebaliknya, kalau motivasi rendah, perlu dukungan lebih banyak baik obat maupun non-obat.

"Kalau ketemu pasien mau berhenti, niat rendah, dikasih terapi tambahan berupa [terapi] non obat seperti, terapi psikologis, akupuntur, hipnosis. Terapi tambahan, kombinasi obat dan non-obat, lebih tinggi tingkat keberhasilannya," kata Agus.

(els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER