Ketika dalam penerbangan, pesawat yang mengalami turbulensi merupakan hal yang lumrah. Tidak bisa dipungkiri, tentu ada kekhawatiran yang dialami penumpang jika turbulensi yang terjadi cukup kuat.
Turbulensi sendiri merupakan gerakan tidak beraturan di udara yang disebabkan pusaran serta arus vertikal. Pada umumnya, penyebab turbulensi adalah adanya awan atau cuaca buruk.
Sebenarnya setiap pesawat sudah dirancang sedemikian rupa supaya mampu menghadapi turbulensi. Dalam teorinya, pilot juga bisa memprediksi kapan terjadinya turbulensi dengan memakai radar cuaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kasus turbulensi ringan, sejumlah benturan dapat terjadi. Namun, insiden lebih parah juga bisa saja terjadi, yang tentu dapat menimbulkan pengalaman penuh kekhawatiran atau ketakutan
Menurut Pusat Penelitian Atmosfer Nasional, secara keseluruhan, sekitar 65.000 penerbangan mengalami turbulensi setiap tahunnya. Sekitar 5.000 penerbangan mengalami turbulensi parah, menurut Pusat Penelitian Atmosfer Nasional.
Seperti dikutip Metro UK, pada banyak rute penerbangan di dunia, ternyata ada yang memiliki turbulensi paling parah atau paling kuat. Situs prediksi turbulensi Turbli mengganti 150.000 rute yang mengalami turbulensi parah di tahun 2023.
1. Santiago (SCL) - Santa Cruz (VVI)
2. Almaty (ALA) - Bishkek (FRU)
3. Lanzhou (LHW) - Chengdu (CTU)
4. Centrair (NGO) - Sendai (SDJ)
5. Milan (MXP) - Jenewa (GVA)
6. Lanzhou (LHW) - Xianyang (XIY)
7. Osaka (KIX) - Sendai (SDJ)
8. Xianyang (XIY) - Chengdu (CTU)
9. Xianyang (XIY) - Chongqing (CKG)
10. Milan (MXP) - Zurich (ZRH).
(wiw)