Atur Overtourism, Gunung Fuji Patok Biaya Rp200 Ribu ke Wisatawan

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Mar 2024 16:10 WIB
Gunung Fuji akan menerapkan peraturan baru bagi para pendaki dengan mematok biaya sebesar biaya 2.000 yen ($13) atau sekitar Rp200 ribu per pendaki.
Ilustrasi. Gunung Fuji akan menetapkan biaya Rp200 ribu ke para wisatawan atau pendaki. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ikon Jepang yang juga merupakan situs warisan dunia, UNESCO, Gunung Fuji menerapkan peraturan baru bagi para pendaki. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran padatnya wisatawan yang mengunjungi gunung tersebut.

Lalu lintas pendakian yang macet, kaki bukit yang dipenuhi sampah, dan pakaian pejalan kaki yang tidak pantas - beberapa di antaranya mencoba mendaki dengan menggunakan sandal - adalah sejumlah persoalan yang mengganggu situs populer Jepang ini.

Pemerintah dari prefektur Yamanashi yang merupakan pengelola gunung tersebut memutuskan pada minggu ini untuk mengenakan biaya 2.000 yen ($13) atau sekitar Rp200 ribu per pendaki ke depannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubernur dari Prefektur Yamanashi, Koutaro Nagasaki mengatakan pihaknya tentu sangat mendukung langkah-langkah 'menyelamatkan Gunung Fuji', agar situs tersebut tetap bisa dinikmati di masa depan.

"Dalam rangka menghidupkan kembali pendakian gunung tradisional dari kaki Gunung Fuji, kita akan memperoleh pemahaman mendetail tentang budaya Fuji-ko dan Oshi yang mendukung pemujaan Gunung Fuji. Kami ingin menghubungkan budaya-budaya ini dengan pendakian gunung ini, karena hal ini berakar pada nilai-nilai budaya agama," kata dia.

Fuji-ko adalah agama khusus gunung yang banyak dianut di Jepang.

Sementara itu, Divisi Warisan Dunia Fuji di Prefektur Yamanashi, Toshiaki Kasai mengatakan kepada CNN bahwa prefektur setempat juga akan memberlakukan batasan harian sebanyak 4.000 pendaki.

Selain itu, akan ada pemandu baru yang mengatur keselamatan di dalam dan sekitar jalan setapak. Mereka akan memberi tahu pendaki jika ada yang melanggar etika di gunung, seperti tidur di pinggir jalan setapak, menyalakan api, atau mengenakan pakaian yang salah.

Meskipun Kasai tidak menggunakan istilah "overtourism", dalam beberapa tahun terakhir terlihat jelas bahwa terlalu banyak pasang kaki menyebabkan masalah di gunung setinggi 3.776 meter (12.388 kaki) tersebut.

Menurut data prefektur, lima juta orang mendaki Gunung Fuji pada 2019, dan telah meningkat tiga juta orang dibandingkan tahun 2012.

"Wisata yang berlebihan - dan segala konsekuensinya seperti sampah, peningkatan emisi CO2, dan pejalan kaki yang ceroboh - adalah masalah terbesar yang dihadapi Gunung Fuji," Masatake Izumi, pejabat pemerintah prefektur Yamanashi.

Pada 2023, seorang sukarelawan bernama Tomoyo Takahashi mengatakan kepada CNN bahwa dia akan meminta pengunjung untuk secara sukarela menyumbang 1.000 yen ($7,50) atau sekitar Rp10 ribu untuk memelihara gunung tersebut.

"Tidak semua orang membayar 1.000 yen, dan itu membuat saya sedih. Seharusnya ada biaya masuk wajib yang jauh lebih tinggi sehingga hanya pengunjung yang benar-benar mengapresiasi warisan Gunung Fuji yang datang," ujarnya saat itu.

Pariwisata berlebihan telah menjadi masalah yang lebih besar di Jepang sejak negara tersebut dibuka kembali setelah pandemi.

Di Kyoto, penduduk setempat di kawasan bersejarah Gion telah menyatakan keprihatinan mereka terhadap wisatawan yang datang ke sana untuk memotret dan terkadang melecehkan geisha yang tinggal dan bekerja di sana, sehingga mendapat julukan "geisha paparazzi."

Meskipun pemerintah kota telah memasang tanda dan plakat yang meminta pengunjung untuk tidak memotret geisha, beberapa penduduk setempat mengatakan bahwa itu tidak cukup. Salah satu saran yang ditawarkan oleh dewan lingkungan adalah mengeluarkan denda atau tilang.

Dan kota Hatsukaichi, di prefektur Hiroshima di barat daya Jepang, juga terkena dampaknya. Kota kecil ini adalah rumah bagi gerbang torii "kuil terapung" berwarna oranye yang terkenal, yang merupakan bagian dari kompleks Shinto berusia 1.400 tahun.

Pada Oktober 2023, pemerintah kota mulai mengenakan biaya 100 yen (33 sen) per pengunjung kuil. Uang dari "pajak turis" digunakan untuk pemeliharaan situs dan infrastrukturnya.



(tst/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER