Sebuah video yang memperlihatkan seorang turis wanita China jatuh saat sedang berpegangan pada tebing batu untuk diambil fotonya, telah menjadi viral di media sosial.
Kejadian tersebut memantik kritik dari netizen China, yang menyebut tindakan yang dilakukan turis tersebut sangat membahayakan nyawa.
Insiden tersebut terjadi pada tanggal 18 Maret 2024 di puncak Gunung Pai Ya di Provinsi Guangdong, China. Orang-orang yang menyaksikan tindakan turis wanita sambil merekamnya, kemudian mempostingnya di media sosial China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video yang diposting di media sosial Douyin, salah satu saluran media sosial terbesar di China, turis wanita yang mengenakan kemeja merah muda itu meletakkan tangannya ke belakang di tebing, lalu mengangkat kakinya ke udara dan menempatkan tubuhnya dalam bentuk seperti huruf "L".
Dua temannya diminta untuk mengambil foto ketika dia sedang berpegangan pada batu tebing itu. Ia terlihat cukup kesulitan dengan postur tubuhnya untuk mengangkat kakinya.
Setelah mencoba berkali-kali dia tidak juga berhasil mendapatkan pose yang diinginkan.
Terakhir kali, dia tidak mampu berpegangan pada batu tersebut, sehingga terjatuh ke arah dasar tebing yang banyak terdapat bebatuan bergerigi dan berbahaya. Beruntung seorang pria yang menemaninya berhasil menahannya.
Dia hanya menderita luka lecet dan bisa memantau kesehatannya sendiri di rumah.
Seperti dikutip VN Express, laporan Jiupai News menyebut, pihak berwenang di Kota Shenzhen, China, mengatakan di kawasan itu dipasang tanda peringatan yang melarang pendakian, namun banyak wisatawan mengabaikan peringatan tersebut.
Gunung Paiya berada 707 meter di atas permukaan laut dan merupakan puncak tertinggi keenam di Shenzhen. Gunung ini dikelilingi laut di tiga sisinya dan memiliki bebatuan terjal, menurut Sohu.
"Saat ini, orang-orang melakukan apa saja untuk mendapatkan 'like' dengan mengambil foto. Itu berbahaya sekali," tulis seorang warganet menanggapi video tersebut.
"Bertanggung jawablah atas tindakanmu sendiri, jangan membuat kesalahan dan menuntut tempat wisata itu karena gagal mengikuti instruksi dan peringatan keselamatan," tulis yang lain.
(wiw)