JELAJAH JALUR SUMATERA 2024

Terkesima Jejak-Jejak Masa Lampau di Kota Tua Padang

CNN Indonesia
Minggu, 07 Apr 2024 09:14 WIB
Berbicara Kota Tua Padang tak hanya tentang bangunan peninggalan kolonial Belanda yang berjejer di pinggir Sungai Batang Arau.
Bangunan Padangsche Spaarbank yang berdiri pada 1908 di Kota Tua Padang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cuaca Kota Padang sedang tak menentu hari itu saat kami berniat menyambangi Kota Tua Padang. Panasnya cukup menyengat, tapi kemudian gerimis sempat mengguyur ibu kota Sumatera Barat tersebut.

Niat kami tak surut untuk menyusuri Kota Tua Padang sebagai rangkaian perjalanan Jelajah Jalur Sumatera 2024 bersama Toyota Yaris Cross S GR Hybrid, Maret lalu. Mobil ini adalah mobil elektrifikasi Toyota kedua yang diproduksi di Indonesia setelah Innova Zenix Hybrid.

Sebelum berkunjung, Tim CNNIndonesia.com terlebih dahulu mencari tahu lewat gambar-gambar yang tersedia di mesin pencari Google mengenai Kota Tua Padang. Jujur saja, kesan pertama melihatnya belum membuat kami tertarik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kami penasaran dan bersikeras tetap berkunjung ke kawasan seluas 32.690 meter persegi, yang melingkupi dua kecamatan yakni Padang Selatan dan Padang Barat. Benar saja, kami tak menyesali keputusan itu.

Berbicara Kota Tua Padang tak hanya tentang bangunan peninggalan kolonial Belanda yang berjejer di pinggir Sungai Batang Arau. Jika kamu mau menggali lebih dalam, kawasan Kota Tua Padang begitu kaya akan cerita masa lampau.

Terdapat enam bangunan tua di kawasan ini yang menarik untuk di-highlight di antaranya, Museum Bank Indonesia yang didirikan pada 1830, Bangunan eks PT Surya Sakti yang dibangun pada akhir abad ke-19, Padangsche Spaarbank yang berdiri pada 1908, Gedung Geo Wehry dan Co yang berdiri pada 1926, Kelenteng See Hien Kiong yang dibangun sekitar abad ke-19, serta Masjid Muhammadan yang didirikan pada 1843.

Mengendarai mobil Yaris Cross S GR Hybrid, kami mengelilingi Kota Tua Padang sambil mengagumi betapa kokohnya bangunan-bangunan bersejarah tersebut. 

Bangunan-bangunan itu masih tetap berdiri di Kota Tua Padang, tapi sebagian ada yang sudah berubah fungsi menjadi kafe atau dibiarkan kosong. Meski begitu, nuansa sejarah dan keaslian arsitekturnya tetap terjaga. Bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda itu pun kini menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi.

Belanda kala itu berambisi menguasai perdagangan di Padang, sehingga kawasan itu menjadi pusat perekonomian dengan mendirikan bangunan-bangunan perkantoran dan gudang beragam komoditas. Oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), Pelabuhan Muaro, Sungai Batang Arau dijadikan pusat perdagangan dan pernah menjalani masa keemasan.

Di masa lalu, orang-orang Gujarat atau India dan Tiongkok datang ke Kota Padang dengan mendaratkan kapalnya di Pelabuhan Muaro, hingga kemudian beranak pinak secara turun temurun.

[Gambas:Video CNN]

Kota Tua Padang Jadi Simbol Harmoni Akulturasi Budaya dan Antaretnis

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER