Dylan Gunadi Ungkap Peran Penting Nutrisi untuk Pendidikan Berkualitas

Advertorial | CNN Indonesia
Senin, 17 Jun 2024 00:00 WIB
Jakarta Scholar Symposium (JSS) kembali digelar di Soehanna Hall, The Energy Building, SCBD, Jakarta, Rabu (29/5) lalu.
Dylan Gunadi menjadi salah satu pembicara yang hadir memberikan presentasinya di acara JSS pada Mei lalu. (Foto: Arsip JSS).
Jakarta, CNN Indonesia --

Jakarta Scholar Symposium (JSS) kembali digelar di Soehanna Hall, The Energy Building, SCBD, Jakarta, Rabu (29/5) lalu. Acara yang diselenggarakan setiap enam bulan ini terkenal dengan presentasi-presentasinya yang dapat membuka wawasan, serta menjadi wadah bagi para pemikir muda di Jakarta dalam menghadirkan inovasi dan berbagi visi untuk Indonesia yang lebih baik.

JSS, platform unik yang mirip dengan TED namun dengan sentuhan lokal, didedikasikan untuk memberikan ruang bagi para pelajar Jakarta untuk menyoroti minat, proyek, dan dampak yang mereka ciptakan. Tema tahun ini berpusat pada inovasi di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan daya saing ekonomi negara melalui solusi kreatif.

Dylan Gunadi menjadi salah satu pembicara yang hadir memberikan presentasinya yang inspiratif. Dia membahas kaitan penting antara prestasi pendidikan dan nutrisi di Indonesia.

"Dari 4,8 juta kelahiran setiap tahunnya, 1,5 juta bayi lahir dengan berat badan rendah. Satu dari lima anak di bawah usia lima tahun mengalami gangguan pertumbuhan, atau terlalu pendek untuk usia mereka, dan satu dari dua belas anak mengalami kondisi kekurangan berat badan, atau terlalu kurus untuk tinggi mereka," kata Dylan.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan, malnutrisi menyebabkan perkembangan otak yang buruk dan kinerja akademik yang rendah, sehingga menghambat kualitas pendidikan yang diterima anak-anak.

Dia menunjukkan data yang mengkhawatirkan tentang tingkat retensi siswa di Indonesia. Dari 65 juta siswa yang terdaftar, hanya 90% yang melanjutkan pendidikan ke tingkat dasar, dan angka ini turun drastis menjadi di bawah 10% di tingkat pendidikan tinggi.

Dia juga membeberkan data bahwa hanya 43 persen siswa kelas 8 di Indonesia yang memiliki pengetahuan tentang bilangan bulat dan desimal, operasi, dan grafik dasar. Sebaliknya, 99 persen siswa kelas 8 di Singapura memiliki pengetahuan tersebut.

"Oleh karena itu, jumlah pembelajaran yang dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura," tuturnya.

advCahaya Nusantara Infinity, organisasi non-profit milik Dylan Gunadi. (Foto: Arsip JSS).

Dylan pun menyoroti pentingnya nutrisi yang tepat bagi anak-anak agar bisa mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dia menekankan bahwa diet sehat menjadi dasar bagi perkembangan kognitif dan keberhasilan akademis.

Dia juga berpendapat bahwa meningkatkan status gizi anak-anak dapat secara signifikan meningkatkan hasil pendidikan, yang pada akhirnya menghasilkan pekerja yang lebih terampil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran di Indonesia.

Dalam presentasinya, Dylan tak hanya menyerukan untuk bertindak tetapi juga memberikan argumen yang diteliti dengan baik dengan dukungan data yang kuat dan contoh yang nyata. Dia mampu mendeskripsikan dengan jelas tentang bagaimana kesehatan dan gizi yang lebih baik dapat membuka jalan bagi generasi masa depan yang lebih berpendidikan dan produktif.

Tak hanya itu, Dylan juga mengungkapkan data dari studi yang dilakukan oleh World Food Programme (WFP), bahwa biaya subsidi untuk diet seimbang termasuk nasi, telur, dan sayuran hanya sebesar Rp2.500 per hari atau di bawah Rp80.000 per bulan.

"Diet ini sendiri bisa mencegah gangguan pertumbuhan sepenuhnya untuk anak di bawah usia dua tahun, dan memperbaiki kekurangan dalam ekonomi kita," tuturnya.

Data tersebut, lanjut Dylan, juga menunjukkan berbagai biaya subsidi untuk diet yang sama dan standar gizi untuk berbagai usia dan jenis kelamin dalam rumah tangga.

Selain presentasinya, dalam acara tersebut yang menjadi sorotan lain, yakni organisasi non-profit milik Dylan, Cahaya Nusantara Infinity (CNI) yang bisa dikunjungi di akun Instagram @infinityministry_cni. Inisiatif yang dikenal sebagai 'Bimbingan belajar gratis' ini menyediakan pendidikan gratis dalam bahasa Inggris dan kecakapan matematika.

CNI yang sudah punya cabang di BSD dan Tangerang ini ditujukan untuk sarana belajar bagi lebih dari 100 anak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hal ini mencerminkan komitmen Dylan untuk meningkatkan akses dan kesetaraan pendidikan.

Melalui CNI, Dylan dan timnya menawarkan peluang belajar yang sangat berharga bagi anak-anak yang kurang beruntung, membantu menjembatani kesenjangan pendidikan, dan membangun masa depan yang lebih cerah untuk semua.

Adapun acara JSS sekali lagi berhasil mewujudkan misinya dalam memberikan panggung bagi para cendekiawan muda di Jakarta, sekaligus membuka ruang diskusi dan kolaborasi sesama para peserta. Ide dan inovasi yang dipresentasikan memberikan peluang bagi masa depan Indonesia yang lebih cerah dan lebih kompetitif, yang didorong oleh kreativitas dan dedikasi para pemuda.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER