Kapan anak perlu mulai imunisasi? Dari anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) anak mulai vaksin sejak lahir. Bahkan ada tiga vaksin primer yang diberikan saat anak lahir yakni, vaksin hepatitis B, polio dan BCG.
Selanjutnya, anak perlu mendapatkan vaksin lain berikut boosternya sesuai jadwal yang dianjurkan. Vaksin sangat penting menjauhkan anak dari bahaya penyakit dan perburukan gejala.
Tidak vaksin atau vaksin kurang lengkap akan membawa aneka konsekuensi, tak hanya bagi anak tapi juga orang sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa saja bahaya anak tidak vaksin? Berikut daftarnya.
Sederet penyakit bisa dicegah dengan vaksin seperti hepatitis, TBC, batuk rejan dan difteri. Anak yang tidak vaksin rentan mengalami penyakit-penyakit ini.
Mengutip dari laman Unicef Indonesia, anak yang tidak imunisasi juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan lain. Anak sakit campak, misal, bisa sering mengalami komplikasi seperti diare, pneumonia, kebutaan dan malnutrisi.
Anak yang tidak vaksin berisiko menulari anggota keluarga dan orang di sekitarnya. Orang dewasa yang tertular penyakit memang hanya mengalami gejala ringan tapi komplikasinya bisa berat dan fatal.
Ibu hamil yang tertular virus rubella, misal, sangat berisiko melahirkan anak dengan kelainan bawaan. Kemudian jika tertular virus campak, ibu bisa rentan keguguran.
Kasus penyakit menular hingga jadi wabah bisa dimulai dari anak yang tidak vaksin atau vaksin tidak lengkap. Polio jadi salah satu penyakit yang bisa ditekan prevalensinya berkat vaksin. Tanpa vaksin, polio tentu jadi momok kesehatan dunia.
Sakit berat membawa konsekuensi perawatan di rumah sakit. Otomatis orang tua harus mengeluarkan biaya cukup tinggi. Hal ini pun jadi salah satu bahaya anak tidak vaksin.
Pasien difteri butuh rawat inap segera dengan fasilitas yang mampu menangani penyakit serta komplikasinya. Pasien ditempatkan di ruang isolasi dan obat-obatan khusus.
Sementara itu, penyakit campak perlu perawatan hingga 15 hari. Tentu ini merugikan anak terlebih anak yang sudah bersekolah.
Tidak semua penyakit bisa sembuh sempurna atau pulih seperti sedia kala. Ada penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi hingga mengakibatkan disabilitas tetap. Tentu saja hal ini bisa menurunkan kualitas hidup anak.
Campak bisa memicu komplikasi kebutaan. Polio akan mengakibatkan disabilitas permanen dan kematian.
Data menunjukkan anak yang tidak imunisasi lengkap lebih berpeluang tertular penyakit sehingga angka harapan hidupnya menurun. Anak terkena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan vaksin.
Bahaya anak tidak vaksin salah satunya pembatasan perjalanan dan sekolah. Sejumlah negara mematok syarat imunisasi lengkap bagi warga negara asing. Anak pun tidak memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.
(els/wiw)