Begini Prosedur & Keunggulan Awake Brain Surgery di Mayapada Hospital

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Jumat, 20 Sep 2024 14:30 WIB
Ilustrasi. (Foto: iStock/Gumpanat).
Jakarta, CNN Indonesia --

Operasi otak biasanya identik dengan pasien yang sepenuhnya tidak sadar. Namun kini ada prosedur khusus yang memungkinkan pasien tetap sadar selama pembedahan yang dikenal sebagai Awake Brain Surgery atau operasi otak terjaga.

Awake Brain Surgery merupakan prosedur pembedahan pada otak (kraniotomi) yang dilakukan dalam kondisi pasien tetap sadar atau terjaga.Metode ini sudah diterapkan di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital, Jakarta Selatan, dan digunakan untuk menangani berbagai kondisi neurologis seperti tumor otak dan epilepsi.

Awake Brain Surgery dilakukan untuk menangani beberapa kondisi neurologis pada otak, di antaranya tumor otak dan epilepsi. Operasi otak terjaga dilakukan ketika area yang dibedah berada dekat dengan bagian otak yang berfungsi vital, seperti penglihatan, bicara, gerakan, atau area yang berisiko menyebabkan kejang.

Dengan menjaga pasien tetap sadar, dokter bedah dapat memantau langsung fungsi-fungsi otak tersebut, sehingga risiko kerusakan pada bagian otak yang sehat bisa diminimalisir.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Zainy Hamzah, Sp.BS (K) menjelaskan Awake Brain Surgery memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bedah otak secara konvensional.

"Awake Brain Surgery memiliki durasi operasi yang lebih singkat sekitar 2 sampai 3 jam, dapat meminimalisir risiko kelainan fungsional tubuh (defisit neurologis), dan pasien dapat pulih dengan lebih cepat. Untuk kasus tumor otak, metode ini juga dapat mengambil jaringan tumor secara lebih maksimal," ujarnya.

Dia menjelaskan, sebelum operasi dilakukan, dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis yang komprehensif, salah satunya melalui pemeriksaan MRI. Langkah ini dilakukan untuk membandingkan kondisi pasien sebelum dan setelah operasi.

Selama prosedur, pasien akan dibius terlebih dahulu, namun kemudian dibangunkan saat dokter mulai menangani area otak yang vital. Pasien akan diminta untuk melakukan gerakan atau tugas tertentu, sehingga dokter dapat memantau respons dan fungsi otak secara real-time.

"Dengan demikian, dokter dapat melihat dan mengetahui area otak yang masih berfungsi dengan baik dan bisa dipertahankan, sehingga pasca-operasi pasien tetap dapat beraktivitas dan berkarya," katanya.

Meskipun prosedur ini memiliki banyak keunggulan, risiko tetap ada. Pasien bisa mengalami perubahan kualitas penglihatan, kejang, kesulitan bicara, gangguan ingatan, perdarahan, radang otak, hingga kelumpuhan.

Namun, dr. Zainy menambahkan bahwa risiko tersebut dapat diminimalisir dengan pemantauan intra-operasi menggunakan alat monitor khusus selama tindakan untuk memantau aktivitas saraf yang berpotensi cedera serta mengantisipasi komplikasi dari anestesi.

"Alat ini membantu tim dokter melihat saraf yang berfungsi terhadap aktivitas pasien namun juga memiliki potensi cedera, serta memantau komplikasi yang mungkin timbul dari tindakan pembiusan." tambah dr. Zainy.

Karenanya keberhasilan Awake Brain Surgery membutuhkan keahlian khusus dari tim bedah saraf yang berpengalaman, serta dukungan layanan dan fasilitas medis berstandar internasional seperti di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital, yang memiliki layanan unggulan khusus saraf, otak, dan tulang belakang.

Dalam layanan ini, tim dokter spesialis bedah saraf sudah berpengalaman menangani kasus kompleks dengan tindakan yang advance seperti Awake Brain Surgery. Seluruh tindakan penanganan kasus saraf ditangani secara komprehensif di Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital dengan melibatkan tim dokter multispesialis, fasilitas, dan peralatan medis yang canggih.

Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga telah sukses melakukan berbagai tindakan pada kasus gangguan saraf, otak, dan tulang belakang lainnya. Mulai dari penanganan Parkinson dengan Deep Brain Stimulation, operasi saraf tulang belakang secara minimal invasif (minim sayatan), operasi tumor tulang belakang, hingga program pemulihan stroke dengan Neurorestorasi yang meningkatkan harapan pasien untuk pulih dari stroke.

(ory/ory)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK