Tergoda Gaya Eksentrik Debut Koleksi Alessandro Michele di Valentino

Show perdana Alessandro Michele untuk Valentino Summer 2025 bertajuk "Pavillon des Folies" menandai babak baru yang menarik bagi sang desainer.

Koleksinya memadukan gaya 'maksimalisme'-nya yang khas saat mendesain untuk Gucci dengan warisan rumah mode Valentino yang juga memiliki signature yang kuat.

Setelah secara mengejutkan meluncurkan koleksi resor berisi 171 looks di awal tahun, kembalinya Alessandro ke panggung runway di Paris, Prancis disambut dengan antisipasi yang tinggi.

Dikenal karena estetikanya yang unik dan suka berganti era, Alessandro tidak mengecewakan dalam menghadirkan tontonan yang terasa segar, menyenangkan, dan eksentrik meski berakar pada masa lalu.

Latarnya sendiri merupakan awal yang menggugah bagi koleksi tersebut. Suasana seperti salon, pencahayaan yang menenangkan dari lampu bernuansa teduh, dan lantai cermin yang retak menciptakan ruang seperti mimpi. Skenografi ini mengingatkan akan rumah seseorang yang telah lama ditinggalkan dan dipenuhi oleh kenangan yang berharga namun rapuh.

Dalam shownote yang diterima CNNIndonesia.com, Alessandro menggambarkan keindahan sebagai 'obat' untuk penderitaan yang muncul akibat takdir yang fana dan tidak pasti. Ia juga mempertanyakan tujuan keindahan itu sendiri.

Dalam show ini, Alessandro mencoba menjawab renungan ini.

"Ketika saya datang ke sini, tempat ini indah, berbeda. Rasanya seperti saya memasuki rumah orang lain," ujarnya seusai show kepada para wartawan.

Pameran dibuka dengan suara pecahan kaca. Alessandro menggunakan isyarat pendengaran ini untuk memperkenalkan visinya yang sangat terinspirasi oleh arsip Valentino namun ditafsirkan ulang secara menyeluruh.

Tampilan pertama menjadi penentu suasana: gaun pensil hitam dengan keliman berumbai dan detail pita bergaya tuksedo, dipasangkan dengan celana ketat renda merah dan sarung tangan renda hitam.

Pakaian di atas, bersama dengan pakaian lain di segmen awal, tampaknya lebih condong ke estetika yang terinspirasi tahun 1960-an. Topi kotak-kotak, kerah rumbai, dan jaket berhias bulu membangkitkan keceriaan yang modis, namun setiap detail ditingkatkan dengan keahlian khas Valentino.

Ilustrasi. Show koleksi debut Alessandro Michele dalam Valentino Summer 2025 di Paris Fashion Week. (REUTERS/Johanna Geron)

Seiring berjalannya show, eksplorasi Alessandro ke beberapa dekade terus berlanjut. Pada bagian yang terinspirasi dari tahun 1970-an, gaun sifon transparan yang dihiasi dengan kristal Swarovski tampil bersama gaya yang lebih bohemian, seperti gaun bermotif bunga dan rompi berhias.

Kecintaan desainer ini terhadap estetika tahun 1970-an, yang terasah selama waktunya di Gucci, terlihat jelas di sini. Namun, hal ini disaring melalui lensa Valentino menjadi lebih terkendali, lebih refined, tapi tetap eklektik.

Ada penekanan kuat pada aksesori yang tampak chaotic namun terkontrol. Misalnya saja topi bertepi lebar yang dihiasi bulu dan perhiasan wajah yang dramatis. Elemen ini terasa khas pada gaya Alessandro tetapi disegarkan dalam konteks Valentino.

Salah satu momen yang menonjol adalah interpretasi ulang Alessandro terhadap siluet era Regency, tren yang telah muncul dalam beberapa musim terakhir.

Gaun berpinggang empire dengan detail rajutan dan pita berwarna cerah terasa nostalgia tetapi modern, seolah diambil dari drama periode dan dibayangkan kembali untuk kehidupan kontemporer.

Simak ulasan selengkapnya di halaman berikutnya..

Penghormatan Alessandro terhadap desain Valentino di awal tahun 1980-an juga terlihat jelas di bagian akhir acara. Penghargaan ini dihadirkan dengan gaun merah mencolok dan kombinasi blus-rok sutra.

Polkadot-motif yang kerap dipakai Valentino-merupakan tema yang berulang di seluruh koleksi, ditampilkan dengan blak-blakan.

Lihat Juga : Wawancara Eksklusif Putri Raja Thailand Sirivannavari Bicara soal Mode dan Kehidupan

Polkadot emas besar menari-nari di atas gaun berpotongan A. Sementara itu, polkadot versi yang lebih kecil dan halus muncul pada blus sutra dan rok berpotongan ekor ikan.

Alessandro mengaku bahwa ia tidak pernah menyukai polkadot sebelumnya. Namun, kini ia menghargai kemampuan polkadot untuk menyalurkan sesuatu yang kuat dan tak lekang waktu.

Pendekatannya menunjukkan bahwa bahkan pola yang paling tradisional pun dapat diubah menjadi sesuatu yang avant-garde di bawah arahannya.

Sepanjang show, perhatian Alessandro terhadap detail dan kegemarannya terhadap aksesori terlihat jelas. Dari beanie rajutan dan topi tengkorak hingga anting kristal berukuran besar dan tindik bibir yang rumit, tidak ada tampilan yang tidak dihiasi.

Detail itu memperkuat koleksi tersebut dalam filosofi maksimalisnya. Ia memastikan bahwa setiap ansambel terasa seperti sebuah pernyataan mode yang riuh.

Koleksi debut Alessandro Michele bersama Valentino dipamerkan di Paris Fashion Week. (REUTERS/Johanna Geron)

Barisan depan yang dipenuhi selebritas-deretan Gucci Gang yang menampilkan Elton John, Harry Styles, Jared Letto, dan Florence Pugh-semakin menegaskan bobot budaya debut Alessandro di Valentino. Kekuatan bintangnya dan kemampuannya untuk menarik perhatian dari luar dunia mode terus menjadi salah satu kekuatannya, tak terkecuali show ini.

Ketika ditanya tentang tren kemewahan dan minimalis yang tenang saat ini, Alessandro dengan tegas menjauhkan diri dari estetika 'quiet luxury' itu.

"Beginilah cara saya bekerja", ujarnya, memperkuat gagasan bahwa orisinalitas adalah inti dari desainnya.

Alessandro tidak tertarik mengikuti tren demi tren. Sebaliknya, ia memilih untuk tetap setia pada akar maksimalisnya.

Merek Valentino sendiri, menurutnya, memiliki komitmen yang sama terhadap keindahan, sophistication, dan kemewahan. Dengan begitu, posisinya sebagai direktur kreatif di rumah mode ini menjadi evolusi alami, bukan perubahan radikal seperti yang ia berikan pada Gucci.

Lihat Juga : Ada Tas Termahal di Dunia di Paris Fashion Week, Harganya Capai Rp4 M

Saat acara berakhir, Alessandro mengisyaratkan babak selanjutnya dalam perjalanannya di Valentino, kasta tertinggi fesyen: haute couture.

Dijadwalkan untuk debut pada Januari 2025, koleksi haute couture pertamanya akan dibangun dari momentum koleksi siap pakai ini. Dengan fondasi koleksi musim panas 2025 ini, bisa diperkirakan busana couture karya Alessandro Michele akan mendorong batasan mode lebih jauh, memadukan warisan Valentino yang kuat dengan kepekaan avant-garde-nya.

Dalam koleksi perdana ini, Alessandro Michele telah menunjukkan bahwa selain membawa estetika khasnya sendiri ke Valentino, ia juga menghormati sejarah rumah mode ini. Hasilnya adalah sintesis kompleks antara masa lalu dan masa kini, multi warna, dan kaya tekstur. 

Sebuah simbiosis yang merayakan kegembiraan dan seni berpakaian.