Insiden penurunan paksa penumpang oleh maskapai penerbangan jadi salah satu mimpi buruk pelancong.
Penurunan paksa memang beberapa kali dialami sejumlah penumpang pesawat. Biasanya, kejadian tersebut didasari oleh pesawat yang overbooked atau kelebihan penumpang.
"Dikeluarkan dari pesawat setelah membeli tiket adalah salah satu pengalaman perjalanan yang paling membuat frustrasi," ujar Pemimpin Redaksi Upgraded Points Keri Stooksbury, melansir Travel and Leisure.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini, lanjut Stooksbury, sering terjadi karena maskapai menjual lebih banyak tiket dibandingkan kursi yang tersedia untuk mengantisipasi ketidakhadiran penumpang.
"Kami mempelajari praktik industri aviasi untuk memberi tahu para pelancong supaya lebih waspada terhadap maskapai yang paling sering memiliki permasalahan ini," tambahnya.
Maskapai penerbangan sering menawarkan kompensasi bagi penumpang yang bersedia diturunkan secara sukarela imbas overbooked penerbangan.
Kompensasi tersebut mencakup penggantian uang tunai hingga upgrade kursi pesawat pada penerbangan berikutnya atau akses lounge (fasilitas transit).
Studi yang dilakukan oleh Upgraded Points menerangkan bahwa jumlah kompensasi yang diterima penumpang mungkin berbeda di antara tiap negara bagian.
Di Arkansas, misalnya, pelancong yang bersedia diturunkan akan mendapat kompensasi dengan jumlah minimum rata-rata $382 atau sebanyak Rp5,7 juta.
Sedangkan di California, penumpang menuntut tarif kompensasi yang lebih tinggi, yakni sebanyak $832 atau senilai Rp12,5 juta.
Waktu transit penerbangan dan kondisi musim dalam setahun (misalnya pada hari libur) juga memengaruhi kesediaan penumpang untuk menyerahkan tempat duduknya.
Jika penumpang sedang terburu-buru untuk sampai pada lokasi tujuan, tentu mereka tak semudah itu bersedia diturunkan oleh maskapai penerbangan.
![]() |
Faktanya, ada beberapa maskapai yang dikenal 'hobi' menurunkan penumpang secara paksa. Hal ini terangkum dalam catatan buruk sejumlah maskapai.
Maskapai dengan harga tiket murah, Frontier Airlines, adalah salah satu maskapai yang paling mungkin melakukan penurunan paksa penumpang di antara maskapai besar lainnya di Amerika Serikat.
Menurut sebuah studi yang dilakukan Upgraded Point, maskapai Frontier secara tak sengaja menurunkan 3,21 per 10 ribu penumpang sepanjang 2023-2024.
Jumlah penurunan penumpang tersebut 400% lebih banyak daripada maskapai penerbangan AS lainnya.
Di urutan kedua, terdapat maskapai American Airlines yang memiliki tingkat penurunan penumpang dengan perbandingan sebanyak 0,60 per 10 ribu penumpang.
Masih dari Amerika Serikat, ada Spirit Airlines di posisi berikutnya dengan perbandingan 0,43 per 10 ribu penumpang.
Delta Airlines memiliki catatan jumlah penurunan penumpang secara sukarela paling tinggi, dengan rasio 7,49 per 10 ribu penumpang.
Namun demikian, Delta mengklaim bahwa pihaknya tak memiliki masalah dengan penurunan paksa penumpang.
Sama seperti Delta Airlines, Allegiant Air juga mengklaim tak punya masalah dengan penurunan paksa penumpang.
(aur/asr)